Selasa 03 Oct 2023 23:26 WIB

Permintaan Air Bersih di Ponorogo Jatim Terus Meningkat

Permintaan air bersih terus meningkat dari daerah terdampak kekeringan.

Permintaan air bersih di Kabupate Ponorogo, Jawa Timur, terus meningkat karena kemarau panjang.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Permintaan air bersih di Kabupate Ponorogo, Jawa Timur, terus meningkat karena kemarau panjang.

REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- BPBD Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menyebut permintaan air bersih dari daerah-daerah terdampak kekeringan terus meningkat (bertambah) seiring puncak kemarau panjang, Oktober ini. "Ada dua dusun lagi mengajukan permintaan bantuan air bersih. Sebelumnya yang sudah minta dan kami kirimi ada enam dusun. Sekarang tambah dua jadi total lingkungan (dusun) yang alami krisis (air bersih) ada delapan dusun," kata Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Ponorogo, Masun di Ponorogo, Selasa (3/10/2023).

Dua dusun yang mengajukan permintaan air bersih dimaksud adalah Dusun Platang, Desa Krebet Kecamatan Jambon serta Dusun Watuagung Desa Dayakan, Kecamatan Badegan. Krisis air yang dialami warga Dusun Platang menarik perhatian BPBD karena sebelumnya daerah tersebut tidak lagi masuk peta rawan kekeringan.

Baca Juga

Total ada 41 dukuh/dusun yang masuk kategori siaga karena selalu menjadi langganan kekeringan. Namun, Dusun Platang tidak ada di dalamnya. Warga di Dusun Platang terakhir mengajukan bantuan air bersih tercatat pada 2019.

Mantan Kepala Dipertahankan ini merinci, ada 68 KK dari 269 jiwa yang terdampak kekeringan di Dukuh Watuagung, sedangkan untuk di Dukuh Platang ada sekitar 48 KK dari 198 jiwa yang kekurangan air bersih. Dari dua dukuh tersebut pihak BPBD mengirimkan masing masing sebanyak 24 ribu liter dan 12 ribu liter air bersih.

"Memang kekeringan ini tergolong lama sekitar empat bulan, sedangkan hujan diperkirakan datang pada Minggu ketiga bulan ini sesuai rilis BMKG," katanya.

Keempat dusun lainnya yang saat ini mengalami kekeringan yakni Dukuh Jenggring Desa Duri, Slahung, 55 KK yang terdampak. Dukuh Sukun Desa Sidoharjo, Pulung, 35 KK yang terdampak. 

Dukuh Karangpatihan, Desa Dungus, Pulung, 276 KK yang terdampak. Dukuh Krajan, Desa Wates, Slahung, 96 KK yang terdampak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement