Senin 18 Dec 2023 15:21 WIB

Soal Dasi Kuning Jokowi, TKN: Tidak ada Hubungan dengan Partai Apapun

TKN sebut dasi kuning yang dipakai Jokowi tidak ada hubungan dengan partai apapun.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Joko Widodo (Jokowi). TKN sebut dasi kuning yang dipakai Jokowi tidak ada hubungan dengan partai apapun.
Foto: dok
Presiden Joko Widodo (Jokowi). TKN sebut dasi kuning yang dipakai Jokowi tidak ada hubungan dengan partai apapun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Komandan Tim Fanta TKN Prabowo-Gibran, Anggawira angkat bicara mengenai dasi berwarna kuning yang digunakan Presiden Jokowi saat akan berangkat ke Jepang pada 16 Desember 2023. Menurutnya, dasi itu menandakan Jokowi milik masyarakat Indonesia.

Secara semiotika, banyak yang mengaitkan dasi berwarna kuning itu menjadi sinyal bahwa Jokowi akan bergabung dengan Partai Golkar yang identik dengan warna kuning. Meski begitu, Anggawira menilai Jokowi bukan hanya miliki PDIP karena dia adalah pemimpin negara.

Baca Juga

"Tidak ada hubungannya dengan partai apapun. Saya rasa wajar saja Pak Jokowi memakai dasi warna apa saja karena Pak Jokowi milik semua masyarakat Indonesia dan semua partai politik di Indonesia," kata Anggawira dalam keterangan pers pada Senin (18/12/2023).

Anggawira menilai wajar jika muncul pendapat yang menilai Jokowi akan bergabung dengan Golkar. Terlebih hubungan Jokowi dengan PDIP yang dikabarkan sempat merenggang beberapa waktu lalu. Hanya saja, menurutnya Jokowi tengah menunjukkan sikap pengayom bagi semua lapisan masyarakat.

"Sebagai kepala negara, wajar Pak Jokowi mengayomi semua masyarakat termasuk partai politik dan bukan hanya satu partai saja," ujar Ketua Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) itu.

Hingga saat ini memang belum ada pernyataan perihal bergabungnya Jokowi ke salah satu partai ataupun tetap di PDIP. Namun, secara tersirat Jokowi mengeluarkan candaan yang membuat indikasi ia bergabung dengan salah satu partai berwarna kuning. Lebih lanjut Anggawira menyayangkan PDIP kerap menyebut Jokowi sebagai petugas partai.

"Secara tidak langsung pernyataan PDIP yang menyebut Pak Jokowi sebagai petugas partai men-downgrade Pak Jokowi," ucap Anggawira.

Sekilas jejak politik Jokowi

Meski awalnya didukung PDIP, namun sejarah mencatat, banyak partai yang mendukung Jokowi hingga saat ini. Hubungan Jokowi dengan PDIP dimulai pada sekitar tahun 2004. Kala itu, alumni Fakultas Kehutanan UGM itu menduduki posisi salah satu pengurus DPC PDIP Solo.

Pada itu pula Jokowi mengenal FX Hadi Rudyatmo dan hubungan keduanya berlanjut saat dipercaya PDIP dan PKB dan terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo tahun 2005.

Selang tujuh tahun kemudian, pesona Jokowi menarik perhatian tokoh nasional seperti Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla. Keduanya, meminta Jokowi untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012, atau saat Jokowi masih menyisakan sekitar tiga tahun lagi masa jabatan di Solo. Diusung PDIP dan Gerindra, Jokowi berhasil memenangkan Pilkada DKI 2017 bersama pasangannya, Basuji Tjahaja Purnama.

Nama Jokowi kian melesat hingga namanya masif dikabarkan sebagai salah satu kandidat calon presiden 2014. Akhirnya Jokowi maju sebagai calon presiden bersama Jusuf Kalla sebagai calon wakil presidennya yang diusung oleh PDIP, PKB, Hanura dan Nasden. Ia pun terpilih setelah menang melawan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dengan perolehan suara 53,15 persen.

Jokowi lalu kembali terpilih di Pilpres 2019 bersawa wakilnya Ma'ruf Amin melalui dukungan PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PPP, Hanura, PKPI, Perindo, PSI dan PBB. Jokowi kembali bertarung melawan Prabowo yang diduetkan bersama Sandiaga Uno dan memenangkan Pilpres dengan hasil perolehan suara 55,5 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement