Senin 15 Jan 2024 12:18 WIB

Australia Serukan Gencatan Senjata Berkelanjutan di Gaza

Australia mengambil langkah yang berbeda dari sekutunya, AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Pengunjuk rasa memegang spanduk saat unjuk rasa solidaritas terhadap rakyat Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas di Tokyo, Jepang, (13/1/2024).
Foto: EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
Pengunjuk rasa memegang spanduk saat unjuk rasa solidaritas terhadap rakyat Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas di Tokyo, Jepang, (13/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan, negaranya mendesak "gencatan senjata berkelanjutan" di Gaza. Hal ini disampaikan menjelang turnya ke Timur Tengah yang mencakup kunjungan ke daerah pendudukan Tepi Barat, dan bertemu keluarga sandera yang ditawan Hamas.

Wong mengatakan, dalam kunjungannya ke Yordania, Israel, Tepi Barat, dan Uni Emirat Arab ia akan mengadvokasi jalan keluar dari konflik yang sedang berlangsung dan perdamaian jangka panjang untuk membentuk solusi dua negara.

Baca Juga

Ia menambahkan, Australia juga menggunakan suaranya untuk mendorong lebih banyak bantuan kemanusiaan, perlindungan yang besar bagi warga sipil dan menurunkan ketegangan di kawasan. "Posisi kami ingin melihat gencatan senjata berkelanjutan dan kami ingin melihat gencatan senjata internasional, gencatan senjata kemanusiaan sebagai langkah menuju itu," katanya dalam konferensi pers, Senin (15/1/2024).

“Tidak ada gencatan senjata yang bisa dilakukan secara sepihak dan tidak ada gencatan senjata yang bisa dilakukan tanpa syarat,” tambahnya. Pada Desember lalu Australia mengambil langkah yang berbeda dari sekutunya Amerika Serikat (AS) dengan mendukung resolusi PBB yang mendorong gencatan senjata di Gaza.

Dalam kunjungan pertamanya ke Israel, Wong akan bertemu pejabat pemerintah dan keluarga para sandera dan para penyintas serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023. Israel mengklaim dalam serangan terburuk sepanjang sejarah Israel itu Hamas membunuh 1.200 orang dan menculik 240 lainnya.

Dalam pernyataannya, Wong mengatakan Australia mendukung hak Israel membela diri dalam merespons "terorisme" tapi "bagaimana cara melakukannya juga penting." Ia juga mendorong pembebasan sandera tanpa syarat.

Wong kemudian akan berkunjung ke Yordania sebelum ke Tepi Barat untuk bertemu perwakilan korban kekerasan pemukim Yahudi. Sesuai dengan hukum internasional Australia menganggap pemukiman Yahudi di Tepi Barat ilegal.

"Saya akan menegaskan dukungan Australia pada hak-hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan komitmen untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat," katanya. Wong menambahkan, akan menekankan penolakan Australia pada pengusiran paksa rakyat Palestina dan pandangan kami Gaza tidak boleh lagi digunakan sebagai wadah untuk terorisme. 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement