Rabu 27 Sep 2023 14:45 WIB

PT Freeport Berhasil Kurangi Emisi Karbon 24 Persen

Hal itu lantaran Freeport mengubah beberapa bahan bakar operasional.

Sebuah truk pengangkut biji tambang beraktivitas di areal pertambangan Grasberg PT Freeport, Mimika, Papua.
Foto: Antara/Wahyu Putro
Sebuah truk pengangkut biji tambang beraktivitas di areal pertambangan Grasberg PT Freeport, Mimika, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia menyebut berhasil mengurangi produksi emisi karbon sebesar 20 persen sampai 24 persen terhitung sampai 2023.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tonny Wenas mengatakan, produksi emisi karbon dapat berkurang lantaran perusahaan mengubah beberapa bahan bakar operasional. "Ini upaya kita berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon seperti apa yang dicadangkan pemerintah," kata Tonny dalam acara bertajuk 'Reducing Emissions in Indonesia's Mining Sector' yang digelar hotel Kempinski, Jakarta Pusat, kemarin.

Baca Juga

Salah satunya, yakni mengganti transportasi pengantar bijih tembaga dari truk ke kereta listrik. Tonny menjelaskan, semula Freeport mengangkut bijih tembaga dari kawasan tambang menggunakan ratusan truk.

Dia memerinci ada sekitar 300 ton bijih tembaga yang diangkut menggunakan 150 truk dalam sehari. Aktivitas truk itulah yang dinilai Tonny memperbanyak produksi emisi karbon dalam sehari.

"Jadi, bayangkan berapa banyak emisi karbon yang keluar dari pembakaran bahan bakar fosil tersebut," kata Tony.

Karena hal tersebut, pihaknya mulai beralih ke kereta listrik. Semenjak menggunakan kereta listrik, Freeport dapat mengangkut 110 ribu ton biji tembaga dari dalam tambang bawah. Dia juga menambahkan, kereta listrik dianggap lebih cepat dalam mengantar hasil tambang jika dibandingkan dengan truk.

Selain menggunakan kereta listrik, Freeport juga menggunakan bahan bakar alternatif untuk mengurangi emisi karbon yakni bahan bakar baru berupa B30 (biodiesel 30 persen dan BBM jenis solar 70 persen), B40 (biodiesel 40 persen dan BBM jenis solar 60 persen) dan B50 (biodiesel 50 persen dan BBM jenis solar 50 persen) sebagai bahan bakar operasional beberapa alat.

"Ini juga membantu kami mengurangi emisi karbon yang terjadi dari hulu maupun hilir," kata dia.

Kini, perusahaan yang berlokasi di Papua Tengah itu membentuk tim khusus untuk mencari inovasi sumber energi baru penggantian fosil untuk dipakai dalam produksi tambang. Dengan beragam upaya, dia yakin PT Freeport Indonesia dapat mencapai pengurangan emisi karbon sebesar 60 persen pada 2060.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement