Selasa 17 Oct 2023 21:31 WIB

Indonesia Undang Eropa Berinvestasi di Sektor Ekonomi Hijau

Indonesia menetapkan target ambisius untuk bisa capai emisi nol karbon sebelum 2060.

BNI berkomitmen untuk berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan dan pencapaian keseimbangan ekonomi hijau melalui pemberdayaan UMKM.
Foto: BNI
BNI berkomitmen untuk berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan dan pencapaian keseimbangan ekonomi hijau melalui pemberdayaan UMKM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mengundang negara-negara Eropa untuk bekerja sama di sektor ekonomi hijau, guna mendukung program transisi energi dan tujuan dekarbonisasi.

“Indonesia melalui program pengembangan ekonomi baru, khususnya ekonomi hijau, berambisi untuk dapat meningkatkan kapasitas tidak hanya pada energi terbarukan saja, tetapi juga dalam mengembangkan produksi vaksin dan ekosistem kendaraan listrik,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury dalam pembukaan Forum Bisnis Indonesia-Eropa (IEBF) 2023 di Jakarta, Selasa (17/10/2023).

Selain itu, dia melanjutkan, Indonesia juga memiliki visi untuk membangun klaster industri ramah lingkungan guna menghubungkan sumber energi ramah lingkungan serta mengembangkan berbagai infrastruktur energi lainnya, seperti pelabuhan dan bandara ramah lingkungan di seluruh negeri.

Menegaskan bahwa transisi energi merupakan prioritas pemerintah saat ini, Pahala memaparkan komitmen Indonesia untuk mengurangi sekitar 32 persen emisi pada 2030 atau 43 persen pengurangan emisi dengan dukungan internasional. Indonesia juga menetapkan target ambisius untuk bisa mencapai emisi nol karbon sebelum 2060.

Guna mendukung tujuan tersebut, Pemerintah Indonesia mengajak pelaku usaha Eropa untuk menjalin kerja sama, di antaranya dalam pengembangan ekosistem produksi baterai listrik serta pengembangan energi alternatif, seperti biofuel dan hidrogen hijau.

“Saya percaya Indonesia dan Eropa memiliki tujuan yang sama dalam hal bagaimana kita dapat memajukan transisi energi dan ekonomi hijau—dan mungkin di wilayah atau negara tertentu kami juga melihat banyak peluang untuk mengembangkan kerja sama di sektor ekonomi biru,” tutur Pahala.

Selain untuk mendorong kerja sama transisi energi, ia juga berharap penyelenggaraan IEBF 2023 bisa memacu peningkatan kemitraan di sektor perdagangan dan investasi serta kesehatan. Terkait hal itu, Pemerintah Indonesia ingin menawarkan lebih banyak tenaga kesehatan untuk bisa dikirim bekerja di Eropa.

Bersamaan dengan itu, Indonesia mengajak perusahaan-perusahaan Eropa untuk berinvestasi di sektor kesehatan di Indonesia, terutama dalam pengembangan pusat produksi vaksin dan teknologi kesehatan.

IEBF 2023 merupakan platform untuk memfasilitasi kemitraan bisnis antara Indonesia dan negara-negara Eropa, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perdagangan dan investasi, menjajaki peluang kerja sama, serta memperkuat kolaborasi antara sektor bisnis Indonesia dan Eropa.

Dihadiri oleh sekitar 300 peserta, forum tersebut memfokuskan kerja sama pada lima sektor prioritas, yaitu infrastruktur kesehatan, mesin dan elektronik, industri kreatif, transisi energi, dan ekonomi digital.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement