REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, menilai bahwa masalah perubahan iklim belum menjadi misi prioritas dari semua Capres-Cawapres yang akan berkontestasi di Pemilu 2024. Padahal menurut Ujang, perubahan iklim adalah masalah yang sangat penting.
“Dalam konteks perubahan iklim memang semua pasangan Capres-Cawapres komitmennya belum kuat, dan belum memprioritaskannya,” kata Ujang saat dihubungi Republika, dikutip Senin (18/12/2023).
Ujang menjelaskan, perubahan iklim sudah sepatutnya menjadi misi prioritas dari setiap Capres-Cawapres. Pasalnya, dampak dari perubahan iklim bisa mencakup berbagai hal termasuk krisis air dan pangan, kesehatan masyarakat, hingga pertanian yang kemudian menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun.
“Perubahan iklim dampaknya sangat besar untuk kehidupan, menyebabkan kekeringan, mengganggu masa tanam, dan bahkan ekonomi negara,” kata Ujang
Karena itulah, ia mendorong para Capres-Cawapres untuk lebih serius dan lebih menguatkan komitmennya dalam mengatasi perubahan iklim. Terlebih, kata dia, isu tersebut mendapat perhatian yang besar di kalangan milenial dan generasi Z.
“Jadi jangan cuma sekilas saja, para Capres-Cawapres harus menonjolkan lagi keseriusannya. Komitmen mereka dalam mengatasi perubahan iklim itu juga harus dihadirkan misalnya dalam forum debat nanti,” kata Ujang.
Untuk diketahui, isu lingkungan hidup dan karbon merupakan bagian dari tema debat keempat Capres-Cawapres yang diselenggarakan oleh KPU. Debat keempat tersebut akan diselenggarakan pada 21 Januari 2024 mendatang.