Senin 25 Mar 2024 23:36 WIB

Kapal Pertamina Pakai CNG dan LNG, Jadi Kapal Rendah Emisi

Kerja sama ini merupakan satu wujud sinergi yang dapat memperkuat Pertamina Grup.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ahmad Fikri Noor
PT Pertamina International Shipping (PIS).
Foto: dok Pertamina
PT Pertamina International Shipping (PIS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina bekerja sama dengan PT Pertamina International Shipping (PIS) selaku Subholding Integrated Marine Logistics dalam pembangunan, pemanfaatan infrastruktur, dan moda pengangkutan maritim. PGN dan PIS akan mengkaji berbagai potensi bisnis dalam pembangunan, pemanfaatan infrastruktur dan moda pengangkutan maritim yang terkait dengan produk berbahan bakar rendah karbon.

 

Baca Juga

Kerja sama tersebut dimulai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan oleh Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko dan Direktur Utama PIS Yoki Firnandi, disaksikan Direktur Logistik & Infrastruktur PT Pertamina Persero, Alfian Nasution di Jakarta, Selasa (19/3/2024). Bahan bakar rendah karbon yang dimaksud yaitu CNG, LNG, hydrogen, ammonia atau bahan bakar lainnya untuk kendaraan dan kapal-kapal milik PIS.

“Melalui kerja sama ini, PIS juga dapat memberikan support kepada PGN untuk menyediakan jasa pengangkutan LNG, ammonia, hidrogen, liquid CO2 maupun komoditas lainnya dalam bentuk LNG carrier, FSRU, FRU, powership atau moda pengangkutan maritim lainnya. Sejalan dengan komitmen menekan emisi pada industri maritim,  kerjasama ini juga untuk mewujudkan peran Pertamina Grup dalam mencapai target NZE 2060 dan perannya di masa transisi energi saat ini. Kami berharap kerja sama ini akan saling menguntungkan dan kajian dapat berjalan secara menyeluruh agar kerja sama ini dapat segera direalisasikan,” ujar Arief, Senin (25/3/2024).

Yoki menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan satu wujud sinergi yang dapat memperkuat Pertamina Grup dan komitmen melayani Indonesia. "PIS berkolaborasi dengan PGN untuk memanfaatkan berbagai armada dan infrastruktur yang dimiliki dalam penyaluran gas bumi yang lokasinya tersebar," tambahnya.

Selanjutnya, antara PGN dan PIS akan melihat adanya opsi untuk kepemilikan bersama atas LNG carrier ataupun moda pengangkutan maritim lainnya serta pemanfaatan bersama fasilitas milik PIS seperti Jakarta Integrated Green Terminal. Tak terbatas akan hal itu, PGN dan PIS melakukan studi pengembangan bersama pengapalan, marine facilites dan terminal storage yang menggunakan bahan bakar rendah karbon.

PGN memberikan dukungan terhadap pengunaan bahan bakar yang ramah lingkungan pada industri maritim. Terobosan bisnis yang telah diinisiasi adalah LNG Bunkering Services dimana LNG menjadi alternatif bahan bakar kapal laut. 

Di samping itu, PGN memerlukan jalur maritim untuk mengangkut LNG menuju berbagai lokasi yang belum terjangkau jaringan pipa gas bumi. Maka selain dapat memperluas terobosan bisnis PGN untuk penyediaan bahan bakar ramah lingkungan, kerja sama dengan PIS ini akan dapat mendorong ekspansi bisnis dalam mendistribusikan gas bumi ke berbagai wilayah.

“PGN menyadari pentingnya industri maritim baik untuk pemenuhan energi maupun menunjang aktivitas perekonomian. Semoga, kedepan sinergi PGN dan PIS dapat berjalan nyata yang dalam pelaksanaannya memenuhi aturan internasional, IMO, dengan adopsi teknologi berbasis energi ramah lingkungan,” tutup Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement