Kamis 18 Apr 2024 21:15 WIB

Indonesia dan Afrika Berbagi Pengalaman Transisi Energi Negara Berkembang

Hal itu melandasi kedua negara untuk mendiskusikan pengalaman transisi energi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Direktur Eksekutif Komisi Iklim Kepresidenan Afrika Selatan Crispian Olver.
Foto: ANTARA/HO-Kementerian Keuangan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Direktur Eksekutif Komisi Iklim Kepresidenan Afrika Selatan Crispian Olver.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Afrika melalui Direktur Eksekutif Komisi Iklim Kepresidenan Crispian Olver berbagi pengalaman transisi energi di negara berkembang. Komisi Iklim Kepresidenan merupakan badan penasihat independen yang dibentuk oleh Presiden Republik Afrika Selatan.

Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (18/4/2024), Sri Mulyani mengatakan Indonesia dan Afrika Selatan memiliki tantangan yang serupa dalam implementasi transisi energi. Hal itu melandasi kedua negara untuk bertemu mendiskusikan pengalaman transisi energi masing-masing negara di tengah agenda kegiatan di Washington, DC, Selasa (16/4/2024) waktu setempat.

Baca Juga

Sebagai negara berkembang, kedua belah pihak juga menyadari bahwa masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama dari segi pembiayaan. Oleh karena itu, keduanya meyakini melibatkan Multilateral Development Bank (MDB) dan sektor swasta merupakan hal yang sangat penting, mengingat masing-masing pihak memiliki mekanisme tersendiri yang dapat mendukung upaya transisi energi.

“Meski hanya pertemuan singkat, saya senang bisa berbagi pengalaman. Ini membuktikan solidaritas kami sebagai sesama negara berkembang, sekaligus komitmen bersama untuk membangun dunia yang lebih baik,” ujar Sri Mulyani.

Diketahui, Sri Mulyani akan menghadiri IMF Spring Meetings di Washington DC, Amerika Serikat. Menkeu mengaku akan berbicara mengenai kondisi perekonomian global, regional, maupun nasional yang berubah begitu cepat dan volatil selama beberapa hari ke depan dengan adanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan juga di berbagai belahan dunia yang dampaknya yang sangat besar bagi perekonomian global, baik dari sisi harga komoditas, nilai tukar, tingkat inflasi, hingga suku bunga global.

Sebelum kegiatan tersebut, Sri Mulyani memberikan keynote speech pada High-Level Event bertajuk “Navigating the Mid-transition Period of the Low-Carbon Shift: The Critical Role of Finance Ministries” di Brookings Institution, Washington DC. Dia menjelaskan bahwa isu transisi energi menghadapi kompleksitas dalam prosesnya, baik secara politik maupun sosial.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement