Jumat 10 May 2024 10:00 WIB

Wamen LHK Tekankan Pentingnya Sistem Pemantauan Hutan dalam Forum PBB

Ini untuk pastikan konservasi sekaligus tingkatkan kesejahteraan masyarakat.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong (kanan) dalam Ministerial Roundtable dalam Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong (kanan) dalam Ministerial Roundtable dalam Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menekankan pentingnya sistem pemantauan hutan atau forest monitoring system untuk manajemen hutan. Pemantauan hutan memastikan terjadi upaya konservasi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Sistem pemantauan hutan memiliki peran vital dalam manajemen hutan berkelanjutan dengan menyediakan pembuat kebijakan dengan wawasan untuk menjaga hutan, menangani perubahan iklim dan meningkatkan mata pencaharian," ujar Wamen LHK Alue dalam kegiatan di sela-sela Forum PBB untuk Hutan United Nations Forum on Forest (UNFF) dipantau daring dari Jakarta, Jumat (10/5/2024) pagi.

Baca Juga

Dalam forum yang digelar di New York, Amerika Serikat itu, Wamen LHK Alue mengatakan adanya sistem pemantauan yang kuat maka ada beberapa manfaat yang dapat dicapai termasuk keberadaan data yang akurat untuk pembuat kebijakan memprioritaskan aksi konservasi, mengalokasi sumber daya hutan secara efektif dan mengevaluasi dampak dari kebijakan tersebut.

Sistem pemantauan itu juga akan mendorong transparansi sekaligus akuntabilitas melalui keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dan menghadirkan sistem peringatan dini menghadapi berbagai ancaman termasuk deforestasi, degradasi hutan dan kebakaran hutan.

Dalam acara tersebut, Alue mengharapkan para peserta dapat berbagi pengalaman dari pengalaman nyata untuk mendukung pengembangan, implementasi dan peningkatan sistem pemantauan hutan baik dari pengalaman aktor pemerintah maupun pemangku kepentingan lain.

"Diharapkan ini dapat meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya sistem pemantauan hutan yang kuat dalam menilai kesehatan hutan, mendeteksi ancaman terhadap hutan dan membimbing pembuatan kebijakan berbasis data untuk praktik terbaik manajemen hutan berkelanjutan," jelasnya.

Sebelumnya, Indonesia kembali terlibat dalam UNFF dalam sesi ke-19 yang digelar di Kantor Pusat PBB di New York, Amerika Serikat pada 6-10 Mei 2024.

Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Wamen LHK Alue Dohong terlibat langsung dalam berbagai pembahasan strategis mengenai kebijakan hutan di forum utama, juga menggelar kegiatan tambahan di tempat berlangsungnya UNFF.

Kegiatan itu terdiri dari diskusi membahas pengawasan dan peningkatan pemanfaatan hutan bersama para pakar, Indonesia juga secara khusus menggelar pameran selama lima hari penyelenggaraan UNFF19.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement