REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Bank Dunia mendorong pemerintah negara-negara di dunia untuk mulai lebih memprioritaskan anggaran sektor air guna mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terkait pemenuhan akses air bersih dan sanitasi bagi semua.
Dorongan itu disampaikan Direktur Global untuk Praktik Air Global Bank Dunia Saroj Kumar Jha pada panel diskusi bertema "Proposing the establishment of Global Water Fund".
Diskusi itu merupakan bagian dari rangkaian World Water Forum ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (21/5/2024).
"Pemerintah perlu memprioritaskan air dan memberikan kepada masyarakat sesuai tema Forum Air Dunia ini -- tentang air untuk kesejahteraan bersama. Bahwa air adalah hal mendasar bagi sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan," kata Sharoj.
Dia menyoroti bahwa di sebagian besar negara di dunia, khususnya negara-negara berkembang, air masih menjadi sektor yang paling kekurangan dana di seluruh perekonomian dunia.
"Faktanya, ada negara seperti Republik Demokratik Kongo yang hanya menghabiskan 2 hingga 3 persen anggaran tahunannya untuk air. Sementara, mereka membelanjakan 7 persen untuk pertanian, 13 persen untuk transportasi, dan 26 persen untuk energi," ujar Sharoj.
Dia pun menyebutkan bahwa mayoritas negara berkembang di dunia menghabiskan kurang dari 2 persen anggaran tahunan mereka untuk air. Alokasi seperti itu memberikan gambaran mengenai bagaimana pendanaan sektor air diprioritaskan dalam anggaran publik di sebagian besar negara berkembang.
Untuk itu, dia mendorong pemerintah negara-negara untuk memperbaiki cara mereka dalam mengalokasikan anggaran publik, khususnya untuk sektor air, agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan mencapai SDGs. "Tidak mungkin Anda bisa mencapai hal tersebut (pertumbuhan ekonomi) dengan membelanjakan kurang dari dua persen anggaran Anda untuk air. Jangan berharap pihak swasta akan datang jika Anda tidak memprioritaskan sektor itu," tutur Sharoj.
"Anda harus memimpin sektor ini dengan memiliki peraturan kebijakan yang tepat, dan tentu saja, didukung dengan pendanaan yang tepat di sektor tersebut," katanya, menambahkan.
Dia menekankan bahwa masih ada kesenjangan yang sangat besar antara kondisi pendanaan pada sektor air dengan upaya mencapai target 6 SDGs.
"Jadi untuk meringkas posisi kita saat ini, kita mempunyai kesenjangan yang sangat besar di sektor (air) ini dalam hal pembiayaan. Sebagian besar negara berkembang tidak berada pada jalur yang tepat untuk mencapai SDGs," ungkapnya.
Negara-negara di dunia mempunyai sisa waktu enam tahun untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030, termasuk target 6, yakni pemenuhan akses air bersih dan sanitasi.
Menurut data Unicef, saat ini terdapat 2,2 miliar orang atau setengah populasi di dunia yang tidak dapat mengakses air bersih.