Jumat 07 Jun 2024 09:00 WIB

Kiat Pemprov Jabar Tekan Polusi di Bodebek 

Jabar akan mengoptimalkan pemanfaatan transportasi publik.

Foto udara kawasan Margonda depok yang tertutup kabut polusi udara di Depok, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Foto udara kawasan Margonda depok yang tertutup kabut polusi udara di Depok, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) bertekad menurunkan polusi udara di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek). Upaya ini akan dilakukan melalui pembangunan ekonomi hijau. 

Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Herman Suryatman mengungkapkan rencana itu di hadapan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Dia menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi hijau serta lingkungan sehat itu akan dilakukan dengan cara optimalisasi transportasi publik antarmoda yang ramah lingkungan, seperti BRT (Bus Rapid Transit) berbasis listrik dan LRT (Light Rail Transit).

"Beberapa upaya kami antara lain optimalisasi transportasi publik melalui konektivitas antarmoda yang ramah lingkungan BRT dan LRT," ujar Herman saat rapat menindaklanjuti Program Inisiatif Perbaikan Kualitas Udara Jabodetabek, di Kantor Kemenko Marves, di Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Herman mengatakan, upaya Pemprov Jabar mengurangi polusi udara di Jabodetabek, sejalan dengan program pemerintah pusat. Selain itu, Pemprov Jabar juga sudah menerapkan kebijakan Friday Car Free di Gedung Sate bagi para ASN, yang juga akan diterapkan di Pemda Bogor, Depok, dan Bekasi.

"Dimulai di Kota Bandung kemudian pada akhirnya 27 kabupaten dan kota melakukan hal yang sama," ujarnya.

Upaya lainnya, yaitu pengelolaan sampah menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) untuk dikeringkan hingga siap digunakan sebagai bahan bakar alternatif di TPPAS Lulut Nambo, Kabupaten Bogor. Herman mengatakan hasil dari pengolahan sampah RDF tersebut akan dibeli oleh perusahaan yang kini menjadi offtaker TPPAS Lulut Nambo.

Setelah melalui beberapa uji coba, TPPAS yang ada di kecamatan Klapanunggal itu siap dioperasikan untuk mengangkut sampah di Bogor, Depok, dan Tangerang Selatan (Banten).

"Nambo sudah melalui beberapa kali uji coba, tinggal pengoperasian resmi. Sehari bisa mengangkut sampai 100 ton sampah yang nantinya menjadi energi alternatif untuk mengurangi emisi karbon," tuturnya.

Penghijauan serta upaya lain yang berbasis partisipasi masyarakat juga terus dilakukan sebagai komitmen menghadirkan lingkungan sehat minim emisi karbon. "Penghijauan, serta kegiatan lainnya yang berbasis partisipasi masyarakat juga terus kami optimalkan," ucap Herman.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement