Senin 15 Jul 2024 15:00 WIB

Adaro Promosikan Pencegahan Stunting Lewat Lomba Posyandu Teladan

Program Posyandu Teladan berhasil menurunkan angka stunting.

Ilustrasi pencegahan stunting.
Foto: www.freepik.com
Ilustrasi pencegahan stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Adaro Energy Indonesia menyelenggarakan lomba Posyandu Teladan sebagai apresiasi terhadap para kader posyandu atas peran aktif mereka dalam program Posyandu Teladan untuk mempromosikan pencegahan stunting di Desa Cibatok 1, Kabupaten Bogor, Ahad (14/7/2024). Bertempat di Lapangan Puskesmas Cibungbulang, acara yang digelar atas kerja sama dengan 1000 Days Fund dan Infokes ini sekaligus untuk merayakan pencapaian Program Posyandu Teladan.

Selama periode Agustus 2023 hingga Juli 2024, program Posyandu Teladan berhasil menurunkan angka stunting baduta dari 1,6 persen ke 0,5 persen serta telah menurunkan angka Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dari 37,5 persen ke 11,5 persen. Baduta adalah anak bayi di bawah usia 2 tahun (24 bulan). Bahkan, pada Januari, Februari, Maret dan Mei tidak ditemukan lagi kejadian BBLR di desa ini, menurut siaran pers Adaro di Jakarta, Senin (15/7/2024).

Baca Juga

“Kami berharap kolaborasi kami bersama Infokes dan 1000 Days Fund di Program Posyandu Teladan di Desa Cibatok 1 ini menjadi contoh yang baik untuk kemudian diimplementasikan di desa-desa lainnya di Indonesia,” kata Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir.

Selama 10 bulan, Posyandu Teladan telah mendampingi 11 Posyandu di area Puskesmas Cibungbulang Desa Cibatok 1 yang telah menggunakan ePuskesmas dalam pencatatan data-datanya, dan melatih sebanyak 53 kader secara daring dan luring, dengan memberikan materi mencakup pengetahuan dasar stunting, penyuluhan menggunakan Poster Pintar, ASI eksklusif dan manajemen Posyandu.

Selanjutnya, para kader yang telah terlatih melakukan kunjungan rumah sebanyak 803 keluarga, hingga berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan kepada lebih dari 900 anak. Selain itu, kader juga memberikan perhatian khusus kepada ibu-ibu hamil yang berisiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dengan melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan lebih intensif dengan mengacu pada data-data yang tercatat dalam Sistem Informasi Puskesmas, ePuskesmas.

“Pada tahun kedua, kami berkomitmen untuk membangun sistem agar program ini dapat terus berlanjut dengan peran aktif dari desa dan Puskesmas. Kami juga akan menerapkan praktik baik ini ke area-area intervensi kami lainnya di Indonesia,” kata COO dari 1000 Days Fund, Rindang Asmara.

Selama berlangsungnya program ini, berbagai materi edukasi yang merupakan hasil kolaborasi dengan 1000 Days Fund untuk para kader dan sasaran ibu hamil dan baduta dikirim melalui Klinisia Mobile App untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan ibu dan anak, serta pentingnya mengidentifikasi stunting.

“Kami merasa bangga bahwa ePuskesmas dan Klinisia Mobile App yang kami kembangkan dapat mendukung keberhasilan program ini untuk membangun sistem dan SOP untuk mencegah BBLR dan stunting di Desa Cibatok 1,” ucap Chief Commercial Officer PT Infokes Indonesia Hery Purwanto.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement