Senin 19 Aug 2024 14:12 WIB

Posisinya Digantikan Bahlil, Arifin Tasrif Singgung Transisi Energi Hingga Hilirisasi

Kementerian ESDM berperan penting untuk menyediakan energi bersih.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Satria K Yudha
Proses serah terima jabatan menteri ESDM di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/8/2024).
Foto: Frederikus Bata
Proses serah terima jabatan menteri ESDM di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arifin Tasrif resmi tak lagi menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Ia digantikan oleh Bahlil Lahadalia yang baru saja dilantik oleh Presiden Joko Widodo.

Ia mengawali pernyataannya dengan menyinggung transisi energi. Upaya mencapai hal itu sudah bergulir sejak Paris Agreement 2019. Ia menegaskan, Indonesia patut bersyukur karena mempunyai sumber daya melimpah.

Baca Juga

"Kementerian ESDM memiliki peran penting untuk bisa menyediakan energi bersih, menjaga ketahanan energi serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber alam yang ada," kata Arifin dalam acara serah terima jabatan di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/8/2024)..

Selanjutnya, ia membahas penurunan produksi minyak dalam negeri. Sesuatu yang sedang dihadapi negara ini. Menurutnya, ada langkah-langkah strategis sebagai upaya solutif, antara lain, penemuan sumber baru, optimalisasi sumber-sumber yang ada dengan memanfaatkan teknologi.

Hal yang tak kalah penting, kata Arifin, ada upaya perbaikan kebijakan, sehingga daya tarik investasi di sektor hulu migas memiliki daya saing. "Di samping itu perlu dilakukan langkah-langkah peningkatan efisiensi agar kita bisa mengurangi impor dan mengurangi beban subsidi," ujar Arifin.

Ia turut menyajikan fakta penemuan sumber-sumber gas baru. Ada Geng North Ganal di Kalimantan Timur yang diharapkan bisa mulai produksi pada tahun 2027-2028.

Kemudian ada juga Blok Andaman yang diharapkan bisa produksi sebelum 2030. Saat ini pemerintah juga mendorong agar Blok Masela bisa berproduksi pada 1 Januari 2030.

"Banyak hal-hal yang perlu kita selesaikan. Untuk itulah kita perlu membangun infrastruktur energi. Ini menjadi tantangan kementerian ini bagaimana infrastruktur energi itu bisa kita bangun sehingga bisa menjamin keberadaan energi dan sekaligus juga ketahanan energi buat negeri kita," tutur Arifin.

Saat ini, lanjut dia, sedang diselesaikan beberapa proyek transmisi untuk gas. Jaringan tersebut, tersambung dari  ujung Sumatra sampai ujung Pulau Jawa. "Kita harapkan 2028 sudah bisa kita selesaikan," ujar Arifin.

Ia juga menyinggung proses hilirisasi, baik itu dari nikel, tembaga, aluminium. Arifin mengingatkan Indonesia mempunyai sumber daya memadai terkait produk-produk tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement