Kamis 29 Aug 2024 17:48 WIB

Terapkan ESG, Lazada Tekan Emisi Gas Rumah Kaca Hingga 40 Persen

Lazada juga menjalankan inisiatif logistik berkelanjutan.

Seorang petugas menyortir barang pesanan konsumen di Warehouse Lazada, Depok, Jawa Barat, Kamis (17/12/2020).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Seorang petugas menyortir barang pesanan konsumen di Warehouse Lazada, Depok, Jawa Barat, Kamis (17/12/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Platform e-commerce Lazada merilis laporan tahunan tentang dampak Environment, Social, Governance (ESG) untuk tahun keuangan 2024 (FY24). Dalam laporan itu, Lazada menyatakan bahwa emisi gas rumah kaca Lazada Group turun sebesar 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Laporan ini memuat perkembangan dan pencapaian Lazada Group berdasarkan empat pilar ESG, yaitu pemberdayaan masyarakat, tenaga kerja siap masa depan, pengelolaan lingkungan, serta tata kelola yang efektif.

Salah satu sorotan penting dalam laporan tahun ini adalah platform pengumpulan data karbon internal yang melacak dan memantau emisi karbon Lazada Group. Platform ini menggunakan penyempurnaan metodologi berbasis aktivitas agar mencerminkan kondisi sesungguhnya dan memperoleh informasi yang lebih akurat demi pengelolaan emisi yang efektif.

Penyempurnaan ini membuat kualitas dan akurasi data emisi Cakupan 1 dan Cakupan 2 menjadi lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan menjalankan beragam inisiatif optimalisasi bisnis demi menghemat konsumsi listrik, emisi gas rumah kaca (GRK) Lazada Group turun sebesar 40 persen dari tahun sebelumnya.

Laporan perusahaan menunjukkan emisi Cakupan 1 berkurang sebesar 54 persen, sedangkan Cakupan 2 dan Cakupan 3 masing-masing berkurang sebesar 8 persen dan 30 persen.

"Laporan dampak ESG edisi ketiga membuktikan komitmen kami untuk membuat dampak positif terhadap lingkungan hidup dan para pemangku kepentingan utama dalam ekosistem e-commerce yang lebih luas, termasuk karyawan, pembeli, penjual, dan komunitas yang dilayani Lazada Group," ujar Chief Executive Officer, Lazada Group, James Dong dalam siaran pers yang diterima pada Kamis (29/8/2024).

Menurut dia, keyakinan atas masa depan Lazada berasal dari komitmen untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang dengan selalu beradaptasi dan meningkatkan resiliensi. "Kami tetap berfokus menciptakan nilai bagi pemangku kepentingan, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, serta memperjuangkan pembangunan berkelanjutan di seluruh Asia Tenggara."

Laporan ini memuat banyak pencapaian dan perkembangan penting Lazada dari sisi ESG selama periode pelaporan. Dalam hal pemberdayaan masyarakat, misalnya, Lazada memanfaatkan inovasi teknologi untuk merevolusi pengalaman belanja daring dan menjembatani kesenjangan digital.

Lazada juga mendukung usaha lokal. Lazada meluncurkan Lazada Sustainability Academy pada Oktober 2023, program yang membekali usaha kecil dan menengah di Asia Tenggara dengan pola pikir dan wawasan penting untuk menghadapi masa depan dan bertransformasi secara berkelanjutan.

Adapun dari sisi pengelolaan lingkungan, Lazada menurunkan jejak karbon. Lazada berhasil mengurangi emisi GRK menyeluruh sebesar 40 persen dibandingkan periode pelaporan sebelumnya, berdasarkan metode penghitungan karbon berbasis aktivitas yang lebih akurat.

Lazada juga menjalankan inisiatif logistik berkelanjutan. Pada September 2023, Lazada Thailand meluncurkan pusat logistik ramah lingkungan pertama di Tha Raeng Ramindra untuk mengurangi dampak lingkungan hidup lewat tiga strategi, yaitu penggunaan tenaga surya, pemanfaatan sepeda motor listrik, serta menyediakan seragam bagi mitra pengantaran barang yang terbuat dari botol plastik PET daur ulang.

"Inisiatif keberlanjutan merupakan perjalanan panjang yang harus dikelola secara holistik. Maka, transparansi dan akuntabilitas harus berlaku ketika menelusuri dan melaporkan perkembangan yang tercapai," ujar General Counsel, Lazada Group, Gladys Chun.

Laporan dampak ESG Lazada Tahun Keuangan 2024 disusun menurut Standar Global Reporting Initiative (GRI) 2021. Standar GRI dipilih Lazada untuk menyusun laporan ini karena menjadi standar yang paling banyak digunakan di seluruh dunia dalam pelaporan seputar inisiatif keberlanjutan berdasarkan kriteria yang dapat diperbandingkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement