REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Industri penerbangan kini gencar melakukan upaya untuk mengurangi jejak karbon. Salah satu maskapai, Pelita Air, telah melakukan upaya tersebut degan menginisiasi program “Benih dari Langit” sebagai hasil kolaborasi antara Pelita Air dan Pertamina Foundation.
Pengamat Transportasi Udara Gerry Soejatman menyambut baik program tersebut yang dianggap dapat dengan teguh dan konsisten mengurangi emisi karbon, terkhusus disebabkan oleh maskapai penerbangan.
“Ini ide bagus, dan butuh dipublikasi lebih banyak lagi, dan seharusnya lebih banyak lagi airline Indonesia melakukan ini. Mudah-mudahan bisa lanjut ke opsi penumpang beli CO² offset untuk perjalanan mereka," ujar Gerry dalam keterangan pers seperti dikutip pada Jumat (4/10/2024).
Gerry menyebutkan bahwa kontribusi penerbangan dalam emisi karbon dioksida global sebesar 2,5 persen. Ini, menurutnya, menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh dunia penerbangan.
Program “Benih dari Langit” adalah bentuk sinergi Pertamina Foundation dan Pelita Air untuk keberlanjutan lingkungan hidup dengan cara mengajak masyarakat untuk turut terlibat dalam misi mengurangi emisi karbon.
Emisi karbon oleh pesawat udara adalah kontributor utama dalam perubahan iklim global melalui proses pembakaran bahan bakar aviasi. Pelita Air sebagai maskapai dengan misi peralihan energi global menuju net zero emission sebagai upaya mendukung program pemerintahan, telah melakukan berbagai inovasi sebagai bentuk Green Operating Procedure pada setiap penerbangan.
Cara untuk berkontribusi dalam program “Benih dari Langit” ini dilakukan melalui website Pelita air, yaitu benihdarilangit.pelita-air.com. Dengan berdonasi minimal Rp 50 ribu, masyarakat telah menanam satu pohon dan menyerap 25-40 kg karbon dioksida atau setara dengan mengurangi polusi perjalanan mobil sepanjang 100 km.