REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Burung tanpa kemampuan terbang yang menghuni Pulau Mauritius di Samudera Hindia, Dodo, menjadi salah satu kasus kepunahan satwa akibat ulah manusia. Burung Dodo yang dapat beradaptasi di ekosistem terisolasi terbilang tidak siap saat pelaut Belanda datang ke pulau itu pada tahun 1598.
Perburuan, pengrusakan habitat dan pengenalan spesies non-endemik mengakibatkan kerusakan selama 80 tahun. Dodo bukan satu-satunya satwa yang punah atau terancam punah akibat ulah manusia.
Penelitian terbaru mendokumentasikan 610 spesies burung punah selama 130 ribu terakhir, bertepatan dengan menyebarnya Homo sapiens. Meski demikian, krisis kepunahan burung semakin cepat beberapa tahun dan dekade terakhir.
Seperti burung Kauaʻi di Hawaii yang dideklarasikan punah tahun lalu. Penelitian juga mengungkapkan konsekuensi ekosistem kepunahan spesies-spesies burung itu yang sangat bermanfaat bagi ekosistem.
"Burung memiliki begitu banyak fungsi penting bagi ekosistem, kita banyak tergantung padanya, seperti penyebaran benih, memakan serangan, penyerbukan dan mendaur ulang bangkai seperti yang dilakukan burung nasar," kata pakar ekologi University of Birmingham yang juga penulis penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature, Tom Matthews, Jumat (4/10/2024).
Matthews mengatakan spesies-spesies burung hilang maka fungsi-fungsinya juga hilang. "Contoh paling baik hal ini ada di Pulau Mauritius dan Hawaii, di mana semua atau hampir semua frugivor, burung pemakan buah, punah," katanya.
Burung Dodo dan Kauaʻi ʻōʻō, diyakini juga memakan buah-buahan. “Frugivora adalah fungsi yang penting, karena dengan memakan buah dan kemudian berpindah-pindah, burung akan menyebarkan benih tanaman tempat buah-buahan itu berasal,” kata Matthews.
Matthews mengatakan hal ini dapat memicu memicu "kepunahan berantai sekunder." Sebab banyak spesies pohon yang juga terancam punah di Mauritius.
Sebagian besar kepunahan yang terdokumentasikan terjadi di kepulauan. Mathews menjelaskan hilangnya habitat dapat memiliki dampak yang sangat besar mengingat lokasinya yang terisolasi dan berkurangnya area habitat.