REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Presiden Youth for COP 29 Leila Hasanova mengatakan generasi muda memiliki peran sentral dalam mitigasi perubahan iklim. Ia menekankan kepada semua pihak untuk melibatkan anak muda dalam pembuatan kebijakan hijau dan mitigasi krisis iklim.
"Saya menegaskan pada forum ini, bahwa suara generasi muda harus diintegrasikan dalam pengambilan keputusan tingkat tinggi agar kebijakan yang dihasilkan mencerminkan kebutuhan dan aspirasi masa depan," kata Leila dalam diskusi panel di Indonesia Pavilion yang merupakan bagian dari perhelatan COP29, di Baku, Azerbaijan, Kamis (15/11/2024).
Leila menekankan bahwa pendidikan adalah kunci untuk menciptakan solusi perubahan iklim yang berkelanjutan. “Kami percaya bahwa dengan membangun kapasitas generasi muda, kita bisa menciptakan perubahan nyata. Ini bukan hanya tentang sekarang, tetapi juga tentang membangun pondasi untuk masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa generasi muda tidak hanya menjadi bagian dari percakapan, tetapi juga menjadi penggerak perubahan. “Kami di sini untuk memastikan bahwa transisi energi yang adil tidak hanya tentang mengurangi emisi, tetapi juga membangun masa depan yang inklusif dan berkelanjutan bagi semua.” tegas Leila.
Leila mengungkapkan dua inisiatif utama yang telah ia lakukan sebagai Youth Climate Champion. Pertama, ia memimpin Climate Change Summer Camp untuk pendidik muda. Program ini berhasil mengundang 75 pendidik muda dari seluruh dunia ke Baku pada bulan Agustus lalu.
“Kami membangun kapasitas mereka dalam ilmu dasar perubahan iklim. Saya percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk menciptakan perubahan nyata, dan para pendidik muda memainkan peran penting dalam menanamkan kesadaran iklim sejak dini," kata Leila.
Inisiatif kedua adalah pendirian Children and Youth Pavilion di COP. Paviliun ini, yang kini telah diadakan untuk ketiga kalinya, didukung oleh sejumlah organisasi internasional seperti Children's Investment Fund Foundation, presidensi COP28, Hilton Foundation, dan Climate Works. Paviliun ini menyediakan ruang bagi generasi muda untuk menyuarakan ide mereka dan berdiskusi di arena yang biasanya sulit diakses oleh pemuda.
“Ruang ini memberikan kesempatan bagi pemuda untuk berpartisipasi secara bermakna dalam diskusi dan pengambilan keputusan. Kami ingin memastikan bahwa suara mereka tidak hanya didengar tetapi juga dipertimbangkan dalam kebijakan iklim global,” tegasnya.
Melalui sejumlah upaya tersebut, Leila berharap semakin banyak pemuda yang terlibat dalam aksi nyata melawan perubahan iklim. "Kita perlu memberikan mereka pendidikan, platform, dan kesempatan untuk berkontribusi dalam ketahanan iklim dan advokasi kebijakan yang membentuk masa depan mereka," katanya.