REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Operasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Reni Wulandari mengatakan operasional berbasis keberlanjutan menjadi keharusan untuk meningkatkan keunggulan yang mendukung pertumbuhan kinerja dan ketahanan bisnis perseroan pada masa mendatang.
"Operasional bisnis yang berorientasi pada keberlanjutan adalah sebuah keharusan untuk meningkatkan keunggulan dan daya saing perusahaan, terutama dalam menghadapi situasi sosial, ekonomi dan politik yang dinamis. Dengan keberlanjutan, SIG siap mengubah tantangan menjadi peluang untuk pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan," ujar Reni dikutip dari Kantor Berita Antara, Ahad (24/11/2024).
Menurut Reni, keberlanjutan menjadi pijakan yang memperkuat langkah SIG untuk terus bergerak maju dan menghadapi tantangan guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Komitmen SIG terhadap keberlanjutan tercermin dalam Sustainability Roadmap SIG 2030 tentang strategi bisnis perusahaan yang menjunjung nilai etika dan tanggung jawab meliputi tiga pilar keberlanjutan, yaitu mendorong solusi dan inovasi berkelanjutan, perlindungan terhadap lingkungan, dan menciptakan nilai untuk karyawan dan komunitas.
SIG baru-baru ini meraih peringkat Gold dalam pemeringkatan laporan keberlanjutan (sustainability report) Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2024 yang dilakukan oleh National Center for Corporate Reporting bekerja sama dengan Institute of Certified Sustainability Practitioners.
Anak usaha SIG, PT Semen Baturaja Tbk, juga berhasil meraih peringkat Gold pada ajang yang sama.
Reni menyampaikan laporan keberlanjutan merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas SIG dalam melaporkan kinerja keberlanjutan perusahaan, yang meliputi aspek ekonomi, lingkungan, sosial, serta tata kelola.
"Bagi SIG, laporan keberlanjutan tidak sebatas untuk memenuhi regulasi, tetapi juga sebagai media informasi bagi para pemangku kepentingan tentang strategi, target, langkah ke depan, serta proyeksi atas kinerja operasional dan kondisi usaha SIG di masa mendatang,” kata Reni.
Reni menambahkan di tengah isu perubahan iklim yang mengakibatkan cuaca ekstrem, SIG terus berinovasi untuk menjalankan operasional yang ramah lingkungan.
Hal itu dimulai dari kegiatan pertambangan, SIG mengimplementasikan kaidah teknik pertambangan yang baik secara konsisten dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan pekerja, kelestarian lingkungan, serta kesejahteraan masyarakat sekitar tambang.
SIG juga menjalankan proses produksi yang berkelanjutan dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular, salah satunya diwujudkan melalui penggunaan bahan bakar alternatif dari limbah pertanian dan industri, sampah perkotaan (municipal solid waste) yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF), biomassa, serta sumber lainnya, untuk menggantikan hingga 20 persen penggunaan bahan bakar batu bara pada tahun 2030.
Di sisi lain, inisiatif penggunaan bahan bakar alternatif telah membantu perusahaan dalam mereduksi emisi CO2 per ton semen yang di produksi hingga 38 persen lebih rendah dibandingkan semen konvensional.
Fokus SIG dalam mereduksi emisi CO2, juga dilakukan melalui penggunaan hydrogen injection untuk optimalisasi proses pembakaran di kiln atau tungku semen sehingga meningkatkan produktivitas dan efisiensi energi termal dan listrik, serta mengembangkan energi terbarukan melalui penggunaan panel surya untuk substitusi energi listrik pada unit-unit operasional, dan optimalisasi gas panas buang dari proses produksi semen (Waste-Heat Recovery Power Generation).
Berkat berbagai upaya yang telah dilakukan, hingga tahun 2023 SIG berhasil menurunkan 17,37 persen intensitas emisi CO2 cakupan 1 (dari operasional) dibandingkan baseline tahun 2010. Sedangkan pada cakupan 2 (penggunaan energi tidak langsung) berhasil diturunkan 5,22 persen dari baseline 2019.