Jumat 20 Dec 2024 09:18 WIB

Industri Otomotif Eropa Minta Keringanan Denda Emisi

Kebijakan denda akan membuat industri semakin terpukul dan melakukan PHK.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Sebuah kendaraan melaju di dekat lokasi Baunatal Volkswagen Lokasi Baunatal Volkswagen, Jerman, 4 September 2024.
Foto: REUTERS
Sebuah kendaraan melaju di dekat lokasi Baunatal Volkswagen Lokasi Baunatal Volkswagen, Jerman, 4 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Perusahaan-perusahaan mobil di Jerman, Italia, dan Republik Ceko mendesak Uni Eropa membebaskan denda finansial bagi produsen mobil yang gagal memenuhi target emisi yang mulai berlaku tahun depan. Dalam pernyataannya menjelang pertemuan puncak para pemimpin negara-negara Uni Eropa, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan kebijakan denda akan semakin mempersulit industri otomotif.

"Oleh karena itu, Komisi harus menemukan cara untuk memastikan bahwa denda, jika diperlukan, tidak mempengaruhi likuiditas finansial perusahaan yang kini perlu berinvestasi dalam elektromobilitas," kata Scholz, Kamis (19/12/2024).

Baca Juga

Scholz, yang berada di bawah tekanan menjelang pemilihan mendatang pada Februari tahun depan, mengatakan akan membahas kondisi industri otomotif Eropa dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Seorang diplomat yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan Perdana Menteri Italia dan Republik Ceko juga akan memanfaatkan pertemuan pemimpin negara-negara Uni Eropa untuk mendesak Komisi Uni Eropa menghapus denda bagi produsen mobil yang gagal memenuhi target CO2.

Industri mobil Eropa memperkirakan produsen-produsen mobil Eropa dapat menghadapi denda sekitar 15 miliar euro atau 15,62 miliar dolar AS karena gagal memenuhi target tersebut. Volkswagen, yang merupakan produsen mobil terbesar di kawasan menjadi yang paling terdampak.

Para produsen mobil memperingatkan tentang kemungkinan penutupan pabrik dan ribuan orang dapat kehilangan pekerjaan. Saat industri mobil Eropa berjuang menghadapi permintaan yang lemah, persaingan dari Cina, dan penjualan kendaraan listrik yang lebih rendah dari yang diharapkan.

Prancis juga ikut menolak denda tersebut. Dalam dokumen di pertemuan menteri-menteri Uni Eropa, Prancis mengatakan Paris tidak ingin melemahkan target CO2, tetapi mendukung solusi untuk menghindari denda bagi produsen mobil tahun depan. "Kenyataan yang kami hadapi sekarang bukanlah yang kami siapkan sejak awal," kata Menteri Iklim Prancis Agnes Pannier-Runacher, dalam pertemuan menteri Uni Eropa pada Selasa (17/12/2024).

Uni Eropa akan menetapkan batas karbon dioksida pada mobil-mobil yang diproduksi dan dijual di Eropa. Dalam peraturan yang mulai berlaku 2025, perusahaan-perusahaan mobil di kawasan dapat didenda bila gagal memenuhi batas tersebut.

Austria, Bulgaria, Rumania, dan Slovakia juga telah mendesak Uni Eropa untuk mempertimbangkan kembali kebijakan pengurangan CO2 untuk mobil. Hanya beberapa negara, termasuk Swedia yang merupakan basis produksi Volvo yang berbicara mendukung peraturan denda.

Dalam pernyataanya, Komisi Eropa mengatakan mereka akan meluncurkan "dialog strategis" dengan sektor otomotif pada bulan Januari. "Dengan tujuan untuk segera mengusulkan dan menerapkan langkah-langkah yang sangat dibutuhkan oleh sektor ini," kata Komisi Eropa dalam pernyataan tersebut. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement