Sabtu 11 Jan 2025 15:45 WIB

Organisasi Meteorologi Dunia Nyatakan 2024 Sebagai Tahun Terpanas

PBB mendesak tindakan segera dan tegas dari para pemimpin dunia.

Gelombang panas di Eropa.
Foto: AP
Gelombang panas di Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada Jumat (10/1/2025) mengonfirmasi 2024 sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat. Hal ini menandai momen kritis dalam perjuangan global melawan perubahan iklim.

Berdasarkan enam kumpulan data internasional independen, rata-rata suhu permukaan global adalah 1,55°C di atas garis dasar pra-industri (1850-1900) dengan margin ketidakpastian ±0,13°C.

Baca Juga

Data ini kemungkinan menandai tahun kalender pertama di mana suhu global melebihi 1,5°C (34,7°F) di atas tingkat pra-industri, sebuah ambang simbolis dalam Perjanjian Paris yang bertujuan membatasi pemanasan global.

Temuan tersebut menyoroti rekor tren selama satu tahun dari suhu yang memecahkan rekor, di mana 10 tahun terakhir semuanya termasuk dalam tahun-tahun terpanas yang pernah tercatat.

Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo menekankan keseriusan situasi tersebut.

"Sejarah iklim sedang terjadi di depan mata kita. Rentetan pemanasan yang luar biasa ini telah membawa cuaca ekstrem dan merusak, kenaikan permukaan laut, dan pencairan es, semuanya didorong oleh rekor emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia," katanya.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut temuan tersebut sebagai fakta yang dingin dan keras, serta mendesak tindakan segera dan tegas dari para pemimpin dunia.

“Suhu yang terik di tahun 2024 membutuhkan aksi iklim yang inovatif di tahun 2025,” ucapnya.

"Masih ada waktu untuk menghindari yang terburuk dari bencana iklim, tetapi para pemimpin harus bertindak, sekarang,” kata dia.

Guterres menekankan bahwa suhu yang melebihi 1,5°C dalam satu tahun tidak berarti menandakan kegagalan tujuan jangka panjang Perjanjian Paris yang menilai pemanasan selama beberapa dekade, bukan tahun tertentu.

Dia dan Saulo menggarisbawahi setiap kenaikan kecil pada derajat pemanasan memiliki konsekuensi nyata dan memburuk bagi ekonomi, ekosistem, dan kehidupan manusia.

Panas luar biasa pada 2024 disertai dengan dampak iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk kejadian cuaca ekstrem yang lebih sering dan intens, kenaikan permukaan laut, serta pencairan es yang signifikan. Dampak tersebut menggambarkan kebutuhan mendesak untuk tindakan global yang transformatif.

“Setiap kenaikan pemanasan meningkatkan dampaknya pada planet kita. Apakah pemanasan melebihi atau di bawah 1,5°C dalam satu tahun tertentu, tren ini jelas: kita harus bertindak tegas,” kata Saulo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement