REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Di tengah hiruk-pikuk perbincangan global tentang krisis iklim, sebuah harapan muncul di Desa Koper, Kecamatan Cikande, Banten. Deretan rumah sederhana namun modern berdiri megah di atas tanah yang dulunya tandus.
Kawasan ini kini dikenal sebagai Cikande Business Residence (CBR), proyek perumahan hijau pertama di Indonesia yang dirancang untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, rumah-rumah ini bukan sekadar tempat tinggal. Mereka adalah simbol harapan, langkah kecil menuju solusi besar dalam mengatasi perubahan iklim.
“Saya merasa tinggal di rumah ini seperti mendapatkan hadiah. Tidak hanya nyaman, tetapi juga membantu saya menghemat banyak biaya listrik,” ujar Sutrisno, seorang pekerja pabrik sekaligus salah satu penghuni di kawasan ini.
Rumah Sutrisno, seperti ratusan lainnya di CBR, dilengkapi dengan panel surya, sistem ventilasi alami, dan pengelolaan air hujan. Semua fitur ini dirancang untuk menekan konsumsi energi hingga 30 persen.
Inisiatif pembangunan rumah hijau ini lahir dari kolaborasi Bank Mandiri dan PT Delta Mitra Sejahtera. Dalam proyek ini, Bank Mandiri memegang peranan penting sebagai mitra finansial. Melalui program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi, Bank Mandiri telah menyalurkan lebih dari Rp 2,88 triliun untuk mendukung pembangunan hunian hijau.
“Proyek ini adalah salah satu langkah nyata kami dalam mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon dan mencapai target Net Zero Emission pada 2060,” ujar Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto beberapa waktu lalu.
Bank Mandiri juga mendukung proyek ini melalui program edukasi keuangan kepada masyarakat. Langkah ini dilakukan untuk memastikan penghuni tidak hanya mendapatkan rumah, tetapi juga pengetahuan tentang manajemen keuangan berkelanjutan.
Sebagai informasi, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menekan emisi karbonnya. Berdasarkan laporan Emissions Gap Report 2023 dari UNEP, emisi gas rumah kaca global mencapai rekor tertinggi sebesar 57,4 gigaton CO2e. Indonesia menyumbang 692 juta ton emisi karbon, menempati peringkat keenam dunia dengan kontribusi 1,8 persen dari total emisi global. Ironisnya, Indonesia mencatat peningkatan emisi tertinggi di antara 10 negara penghasil karbon terbesar, yaitu naik 13,41 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Data dari Climate Transparency Report 2021 juga mengungkapkan bahwa sektor bangunan gedung di Indonesia menyumbang 4,6 persen emisi karbon langsung yang berasal dari pembakaran alat penghangat, memasak, dan lain-lain. Selain itu, sektor ini menyumbang 24,5 persen emisi tidak langsung akibat penggunaan listrik untuk kebutuhan rumah tangga.
Fakta ini menunjukkan sektor perumahan dan bangunan memiliki peran signifikan dalam mitigasi perubahan iklim. Inisiatif seperti CBR menjadi bukti nyata bahwa solusi inovatif dan berkelanjutan dapat membantu menekan angka emisi karbon tersebut.
Adapaun, apa yang dilakukan di CBR hanyalah awal. Proyek ini diharapkan menjadi model percontohan untuk pengembangan perumahan hijau di seluruh Indonesia. Dengan populasi besar dan tingkat urbanisasi tinggi, Indonesia harus segera beradaptasi untuk menekan emisi karbonnya.
Direktur Utama PT Delta Mitra Sejahtera Daniel Djumali menyebut proyek ini sebagai “investasi dalam masa depan.” Baginya, rumah hijau tidak hanya tentang bangunan, tetapi juga tentang nilai yang ditanamkan.
“Ini bukan sekadar rumah, ini adalah langkah untuk memastikan bahwa anak cucu kita akan hidup di dunia yang lebih baik,” kata Daniel.
Ketika dunia sedang terjebak dalam ketidakpastian akibat krisis iklim, proyek seperti CBR memberikan harapan. Setiap panel surya yang terpasang, setiap tetes air hujan yang dikelola, adalah langkah kecil menuju masa depan yang lebih cerah.
Dan bagi Sutrisno, rumah barunya di Desa Koper bukan hanya atap di atas kepala. Itu adalah simbol masa depan yang lebih hijau, lebih bersih, dan penuh harapan.
Dengan langkah kecil seperti pembangunan rumah hijau, Indonesia menunjukkan bahwa perubahan besar dimulai dari tindakan nyata. Di tengah ancaman pemanasan global, CBR adalah bukti bahwa solusi ada di depan mata—asal kita mau bergerak bersama.
Karena bumi yang sehat bukan hanya mimpi. Itu adalah janji yang harus ditepati.