Jumat 14 Mar 2025 07:22 WIB

Inovasi ‘Toilet di Atas Awan’ untuk Kelestarian Gunung Rinjani

Balai TNGR menyediakan fasilitas toilet dengan konsep ramah lingkungan.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Siluet puncak Gunung Rinjani. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menyediakan toilet di atas awan untuk menjaga kebersihan area Gunung Rinjani.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Siluet puncak Gunung Rinjani. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menyediakan toilet di atas awan untuk menjaga kebersihan area Gunung Rinjani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunung Rinjani, dengan keindahan alamnya yang memukau, menjadi daya tarik para pendaki dari berbagai penjuru. Popularitas ini juga membawa tantangan tersendiri, terutama dalam hal menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menyadari betul pentingnya menjaga keseimbangan antara aktivitas pendakian dan perlindungan alam. Oleh karena itu, sebuah inovasi menarik telah diwujudkan yaitu pembangunan "toilet di atas awan" di ketinggian ± 2639 Mdpl, tepatnya di Pelawangan Sembalun 1, salah satu destinasi jalur wisata pendakian Sembalun.

Baca Juga

"Telah dibangun fasilitas toilet dengan konsep ramah lingkungan yang siap dipergunakan pada musim pendakian 2025," kata Kepala Balai TNGR NTB Yarman di Mataram, Kamis (13/3/2025).

Langkah ini dinilai bukan sekadar penambahan fasilitas, melainkan sebuah komitmen nyata untuk mengurangi dampak negatif aktivitas manusia terhadap ekosistem Gunung Rinjani. Di setiap pendakian, selalu dihadapkan pada tantangan, bukan hanya fisik, tetapi juga moral dalam menjaga keindahan alam. Salah satunya adalah bagaimana menjaga kebersihan, bahkan di tempat yang jauh dari peradaban.

Pembangunan toilet ini merupakan hasil kerja sama antara Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dengan Arei Outdoor Gear. Kolaborasi ini menunjukkan sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam upaya pelestarian lingkungan.

"Toilet ini bukan sekadar fasilitas, melainkan langkah konkret untuk mengurangi dampak buruk bagi lingkungan sekitar," ujar Yarman.

Fasilitas ini dirancang dengan konsep ramah lingkungan, memastikan bahwa limbah yang dihasilkan tidak mencemari tanah dan air di sekitarnya. Demi kenyamanan para pendaki, toilet ini menyediakan dua pilihan yakni toilet duduk dan toilet jongkok. Menurut dia, fasilitas ini dihadirkan untuk menghindari perilaku buang air besar sembarangan yang dapat mencemari ekosistem dan merusak estetika pemandangan alam Rinjani. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan para pendaki dapat lebih bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Balai TNGR juga berencana membangun toilet serupa di Danau Segara Anak pada ketinggian 2010 mdpl. Ini menjadi bagian dari komitmen untuk memastikan kelestarian alam tetap terjaga di tempat-tempat tinggi yang menjadi "surga" bagi para pendaki.

Pembangunan toilet di Segara Anak, salah satu ikon Gunung Rinjani, akan menjadi langkah penting dalam menjaga kebersihan dan kelestarian danau tersebut. Lebih dari sekadar fasilitas, pembangunan toilet ini diharapkan dapat mengedukasi para pendaki tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Dia berharap langkah kecil ini menginspirasi semua pihak untuk selalu menjaga kebersihan alam, bukan hanya saat pendakian, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga alam. "Mari bersama-sama menjaga alam agar generasi mendatang juga bisa menikmati pesona keindahan alam yang serupa," katanya.

Inisiatif ini menunjukkan bahwa dengan perencanaan yang matang dan kerja sama yang baik, kita dapat menjaga kelestarian alam sambil tetap menikmati keindahannya. "Toilet di atas awan" di Gunung Rinjani adalah simbol komitmen untuk menjaga warisan alam ini agar tetap lestari untuk generasi mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement