Selasa 18 Mar 2025 10:31 WIB

Cina-Inggris Perkuat Kerja Sama Keberlanjutan

Cina menekankan pentingnya hubungan yang stabil dengan Inggris.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Para petugas membersihkan panel surya di area pembangkitan listrik fotovoltaik berkapasitas 500.000 kilowatt di Ordos, Daerah Otonomi Mongolia Dalam, China, Selasa (30/5/2023).
Foto: ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie
Para petugas membersihkan panel surya di area pembangkitan listrik fotovoltaik berkapasitas 500.000 kilowatt di Ordos, Daerah Otonomi Mongolia Dalam, China, Selasa (30/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Wakil Perdana Menteri Cina Ding Xuexiang mengatakan Cina bersedia memperdalam kerja sama dengan Inggris di sektor jasa keuangan, perdagangan dan investasi serta sektor keberlanjutan dan pengembangan rendah karbon. Hal itu ia sampaikan dalam kunjungan Menteri Energi Inggris Ed Miliband.

Berdasarkan pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Cina, Senin (17/3/2025), Ding mengatakan sangat penting membangun hubungan yang stabil antara dua negara untuk mengatasi tantangan global.

Sebelumnya diberitakan bahwa Miliband berkunjung ke Cina untuk membahas isu-isu energi dan iklim dengan harapan keterlibatan Beijing dalam isu-isu tersebut memberikan keuntungan ekonomi. Cina merupakan penghasil emisi terbesar tapi juga negara dengan kemajuan penggunaan energi transisi terpesat di dunia.

Dalam pernyataannya Jumat (14/3/2025), pemerintah Inggris mengatakan Miliband bertemu dengan Menteri Energi dan Lingkungan Cina di Beijing pada 14 sampai 17 Maret. Mereka akan meluncurkan perundingan iklim yang membawa pejabat Cina berkunjung ke London pada tahun ini.

Miliband juga ingin memperbarui kemitraan energi bersih yang sudah satu dekade dengan Cina. Dengan menguraikan bidang-bidang yang ingin dikolaborasikan Inggris, termasuk teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon dan pembangkit listrik tenaga hidrogen.

Inggris berharap targetnya untuk sepenuhnya beralih ke sumber energi bersih pada akhir dekade ini akan diuntungkan dari hubungan yang lebih erat dengan Cina, yang merupakan pemasok dan investor global terbesar dalam infrastruktur energi terbarukan.

Di saat yang sama, Miliband ingin target dekarbonisasinya yang ambisius dapat menular ke kebijakan Cina. Pemerintah Inggris berjanji berbagai keahlian dalam menghentikan penggunaan batu bara yang sampai saat ini masih menjadi sumber energi yang diandalkan Cina.

"Kami hanya dapat menjaga generasi mendatang dapat selamat dari perubahan iklim bila semua penghasil emisi terbesar bertindak, tidak melibatkan Cina dalam upaya memainkan perannya dalam mengambil tindakan terhadap iklim merupakan tindakan kelalaian terhadap generasi sekarang dan masa depan," kata Miliband.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement