Senin 24 Mar 2025 16:43 WIB

Pertamina NRE Bangun PLTS Dukung Produksi Petani Jamur

Petani jamur di Cilamaya bisa menghemat biaya operasional.

PLTS (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
PLTS (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala kecil berkapasitas 2 kWp (kilowatt peak) untuk mendukung proses produksi petani jamur di Cilamaya, Jawa Barat.

PNRE melalui Program Community Involvement Development (CID) menginisiasi konsep Desa Energi Berdikari yang bertujuan agar petani jamur Cilamaya mampu meningkatkan produktivitas dengan biaya produksi yang lebih efisien.

“Program Desa Energi Berdikari adalah bentuk komitmen kami dalam mendukung transisi energi bersih dan ketahanan ekonomi masyarakat," ujar Dicky Septriadi, Corporate Secretary Pertamina NRE, dalam keterangan di Jakarta, Senin (24/3/2025).

Menurut Dicky, PLTS dengan baterai penyimpanan 5 kWh (kilowatt hour) tersebut dimanfaatkan untuk mendukung proses produksi jamur, termasuk sterilisasi bibit dan pengelolaan kelembaban rumah jamur.

"Dengan pemanfaatan PLTS ini, petani jamur di Cilamaya bisa menghemat biaya operasional, sekaligus meningkatkan hasil panen mereka,” katanya.

Daerah Cilamaya sendiri menjadi kawasan strategis dalam pengembangan energi, mengingat di wilayah ini beroperasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) terbesar di Asia Tenggara, yang dikelola oleh PT Jawa Satu Power, perusahaan afiliasi Pertamina NRE, dengan kapasitas 1.760 MW. Keberadaan PLTS skala kecil ini sebagai upaya diversifikasi energi dan penerapan prinsip keberlanjutan di Cilamaya.

Dicky mengatakan, seiring meningkatnya permintaan jamur di bulan Ramadhan, para petani di Cilamaya kini mampu meningkatkan produksi dengan biaya yang lebih efisien.

Sebelumnya, mereka bergantung pada listrik konvensional yang memakan biaya cukup besar, terutama untuk sterilisasi bibit dan pengoperasian pompa air yang memerlukan daya tinggi.

"Dengan adanya PLTS, biaya listrik bisa ditekan secara signifikan, memungkinkan petani untuk mengalokasikan dana ke sektor lain, seperti pengembangan varietas jamur dan peningkatan kapasitas produksi," ujarnya menambahkan.

Selain itu, penggunaan energi terbarukan juga membawa dampak positif terhadap lingkungan. Emisi karbon yang dihasilkan dari proses produksi berkurang, sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) yang dicanangkan oleh pemerintah dan didukung oleh Pertamina NRE.

Tidak hanya menghemat biaya listrik hingga 90 persen, Dicky menyebutkan, keberadaan PLTS juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar. Dengan produksi jamur yang meningkat, peluang usaha lain seperti pengolahan jamur menjadi produk makanan olahan pun berkembang. Beberapa kelompok tani kini mulai merintis usaha pembuatan keripik jamur dan abon jamur, yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

"Melalui program ini, Pertamina NRE tak hanya mendorong transisi energi hijau, tetapi juga menguatkan ekonomi lokal berbasis energi mandiri. Model Desa Energi Berdikari ini diharapkan bisa direplikasi di daerah lain, sehingga semakin banyak komunitas yang merasakan manfaat energi terbarukan dalam mendukung sektor pertanian dan usaha kecil," kata Dicky.

 

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement