REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Hujan es dilaporkan merusak sebagian panen gandum di Stavropol, wilayah penghasil gandum terbesar ketiga di Rusia. Gubernur Stavropol, Vladimir Vladimirov, menyatakan bahwa cuaca buruk tersebut telah menimbulkan kerugian pada sektor pertanian setempat.
Peristiwa ini terjadi di tengah kondisi cuaca ekstrem yang melanda Rusia sejak awal April, termasuk badai salju dan suhu beku. Stavropol, yang menyumbang 8 persen dari produksi gandum nasional (82,6 juta metrik ton pada 2024), kini menjadi perhatian utama di tengah ancaman cuaca buruk lain di wilayah pertanian lainnya.
Para analis cuaca terus memantau perkembangan di Rusia, eksportir gandum terbesar dunia, terutama terkait potensi dampak embun beku, suhu dingin, dan badai salju terhadap waktu panen.
"Panen rusak, dan para ahli sedang mengkaji tingkat kerusakannya. Langkah selanjutnya akan ditentukan setelah asesmen selesai," ungkap Vladimirov melalui Telegram, Selasa (8/4/2025).
Selain hujan es di Stavropol, badai salju juga melanda timur Rusia, dan salju tebal diperkirakan akan mencapai Moskow.
Pihak berwenang juga memantau kondisi di Crimea dan Krasnodar, di mana Kementerian Kedaruratan memperingatkan potensi embun beku dan suhu di bawah nol. Krasnodar, wilayah penghasil gandum terbesar, sempat mengalami suhu di atas 20 derajat Celsius pada Maret lalu.
Kementerian Pertanian Rusia melalui analisanya menyebutkan bahwa tingkat kerusakan panen secara nasional masih di bawah 3 persen berkat musim dingin yang relatif hangat, jauh dari perkiraan kerugian besar sebelumnya.
Mereka juga menilai hujan dan salju membantu mengatasi kekurangan kelembapan tanah. “Hampir tidak ada kerugian yang tercatat, dan tanaman berkembang normal, sehingga situasinya stabil," jelas Wakil Menteri Pertanian Andrei Razin.