REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT ABM Investama Tbk (ABMM) mencatatkan raihan kinerja positif pada sepanjang tahun 2024 yang penuh tantangan. Di tengah situasi tersebut, Manajemen ABMM menegaskan komitmen terhadap keberlanjutan, inovasi, dan diversifikasi bisnis di tengah situasi ekonomi global yang dinamis.
Tahun 2024 yang baru berlalu, menjadi periode penuh tantangan bagi industri batubara. Harga komoditas mengalami penurunan signifikan, dan indeks harga batu bara Indonesia turun sebesar 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun demikian, ABMM berhasil menunjukkan ketahanan bisnis melalui penerapan strategi berkelanjutan yang didukung inovasi teknologi dan penguatan sumber daya manusia.
Direktur Utama ABMM, Andi Djajanegara, menyampaikan bahwa keberhasilan perusahaan tidak hanya diukur dari sisi finansial, namun juga komitmen terhadap keberlanjutan bisnis yang berbasis atas tanggung jawab terhadap environment, social and governance (ESG).
“Keberlanjutan bukan sekadar kewajiban, tapi inti dari strategi pertumbuhan jangka panjang,” ujarnya.
ABMM meraih ESG Transparency and Disclosure Award dengan predikat leadership “AAA” dari Bumi Global Karbon Foundation. Raihan penghargaan tersebut merupakan bentuk pengakuan atas komitmen ABMM terhadap tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan yang transparan. Selain itu, ABMM juga mendapat penghargaan “Best Non Financial Sector Company” dari IICD, berkat penerapan prinsip Good Corporate Governance secara konsisten.
Selain fokus kepada ESG, ABMM juga berinvestasi dalam inovasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dalam menghadapi tantangan industri. Inovasi dilakukan pada proses produksi dan logistik agar lebih efisien dan hemat biaya. Teknologi ini juga menjaga kualitas produk.
“Inovasi adalah kunci untuk bertahan dan tetap tumbuh di tengah ketidakpastian pasar. Dengan mengadopsi teknologi baru, kami bisa bersaing dan memberi nilai tambah untuk para pemangku kepentingan," kata Andi.
Direktur ABMM, Hans Christian Manoe, juga menjelaskan capaian strategis lainnya, termasuk fasilitas pinjaman jangka panjang sebesar 395 juta dolar AS untuk refinancing dan reprofiling sejumlah pinjaman dan global bonds. Langkah ini menurunkan biaya bunga dan memperbaiki jatuh tempo utang perusahaan.
ABMM juga terus memperkuat portofolio melalui diversifikasi bisnis. Akuisisi PT Nirmala Coal Nusantara di Sumatra dan PT Piranti Jaya Utama di Kalimantan menjadi salah satu langkah strategis di tahun 2024. Selain menambah kapasitas produksi, akuisisi ini juga meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian daerah.
Sementara itu dari sisi operasional, ABMM mencatatkan volume overburden removal sebesar 270,34 juta BCM yang mengindikasikan komitmen investasi perusahaan dan strategi produksi berkelanjutan. ABMM juga mencatatkan coal getting volume mencapai 39 juta ton. Pendapatan konsolidasi mencapai 1,2 miliar USD, dengan laba adjusted EBITDA sebesar 341 juta USD.
Pengembangan sumber daya manusia juga mendapat perhatian khusus sebagai fondasi utama transformasi organisasi menuju era baru industri pertambangan berkelanjutan. ABMM berinvestasi dalam program pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan karyawan. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan siap menghadapi tantangan industri yang terus berubah.
“Di tengah ketidakpastian global akibat geopolitik dan perubahan iklim, kami optimistis. Kombinasi antara inovasi teknologi dan pendekatan human-centered akan membawa ABMM menjadi perusahaan yang lebih kompetitif dan bertanggung jawab,” jelas Hans.
Ia juga menambahkan bahwa setiap langkah strategis yang diambil perusahaan dirancang untuk memberikan dampak yang nyata, tidak hanya bagi ABMM tetapi juga untuk masyarakat secara luas. “Kami tidak hanya membangun bisnis yang kuat, tapi juga membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan. Setiap langkah strategis kami dirancang untuk memberi dampak positif, baik bagi perusahaan maupun masyarakat sekitar,” ujarnya.