Rabu 04 Jun 2025 21:04 WIB

Cerita Guru TK di Pulau Saparua Mampu Pertahankan Sekolah Berkat PNM

Melalui program Mekaar, Ibu Selly mendapatkan akses modal dan pelatihan usaha.

Melalui program Mekaar, Ibu Selly memperoleh modal dan pelatihan usaha. Ia mulai berjualan kebutuhan rumah tangga dan makanan, perlahan menambah penghasilan untuk biaya sekolah.
Foto: pnm
Melalui program Mekaar, Ibu Selly memperoleh modal dan pelatihan usaha. Ia mulai berjualan kebutuhan rumah tangga dan makanan, perlahan menambah penghasilan untuk biaya sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menjadi guru di pulau kecil bukanlah perkara mudah. Namun, bagi Ibu Selly, perempuan asal Pulau Saparua, Maluku, menjadi pendidik anak-anak adalah panggilan hati. Meski di tengah keterbatasan fasilitas dan tantangan ekonomi, semangat Selly untuk mempertahankan sekolah kecilnya tak pernah padam.

Ia membuka sekolah TK Sintiche secara gratis dan mengajar anak-anak dari keluarga yang kurang mampu. Selly bukan hanya mengajar, tapi juga berjuang sendiri membiayai operasional sekolah.

Di tengah keterbatasan dana dan minimnya dukungan, ia memutuskan untuk memulai warung kecil demi bisa tetap membayar kebutuhan operasional sekolah, membeli perlengkapan belajar, hingga membayar upah pengajar.

“Ada masa di mana saya hampir menyerah. Tapi saya pikir, kalau saya berhenti, anak-anak ini mau sekolah di mana?” kata Selly.

photo
Melalui program Mekaar, Ibu Selly memperoleh modal dan pelatihan usaha. Ia mulai berjualan kebutuhan rumah tangga dan makanan, perlahan menambah penghasilan untuk biaya sekolah. - (pnm)

Berkenalan dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menjadi titik balik keberlanjutan hidup dan sekolahnya. Pada tahun 2022, PNM hadir di Pulau Saparua sebagai satu-satunya pembiayaan yang dapat dijangkau oleh ibu-ibu prasejahtera.

Melalui program Mekaar, Ibu Selly mendapatkan akses modal dan pelatihan usaha. Ia mulai berjualan makanan dan kebutuhan rumah tangga, pelan-pelan mengumpulkan penghasilan tambahan untuk menopang biaya sekolah.

Kini, usaha Ibu Selly terus berkembang. Ia bukan hanya bisa mempertahankan sekolahnya, tapi juga menampung anak-anak nasabah PNM Mekaar lainnya untuk bersekolah. Semangat Ibu Selly menular, dari satu pulau kecil ke hati banyak orang.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengapresiasi perjuangan ibu-ibu nasabah PNM Mekaar yang peduli dengan sekitar. Arief percaya setiap langkah kecil para ibu dapat menjadi lompatan besar bagi keluarga, lingkungan dan masa depan.

“Terima kasih telah menjadi inspirasi, perjuangan ibu adalah semangat bagi kami. PNM akan terus berupaya hadir, menemani, mendampingi dan membuka akses pembiayaan dan pemberdayaan bagi perempuan tangguh yang selama ini sulit mendapat kesempatan,” ujar Arief.

Kisah Selly adalah satu dari banyak cerita di balik program PNM yang menguatkan perempuan-perempuan Indonesia untuk terus maju. Bahwa di balik peran seorang guru di pulau terpencil, ada kekuatan besar yang bisa mengubah masa depan anak-anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement