REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menegaskan fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan harus segera dioperasikan. Langkah ini dinilai penting untuk mengurangi ketergantungan Jakarta terhadap TPST Bantargebang yang sudah kelebihan beban.
“RDF Rorotan memang digunakan untuk sampah yang terpilah, bukan yang tercampur antara makanan dan anorganik. Karena itu, saya minta wilayah-wilayah ini wajib memilah sampahnya di hulu,” kata Hanif dalam kunjungan ke Cempaka Putih Timur, Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Ia menyoroti lambannya pengoperasian RDF Rorotan yang semestinya sudah berjalan sejak Desember 2024. Kapasitas fasilitas tersebut mencapai 2.500 ton per hari, namun saat ini baru terisi sekitar 700 ton dari wilayah Jakarta Utara.
“Saya langsung ke Bantargebang setelah dilantik dan mendapat laporan RDF ini akan segera jalan. Tapi nyatanya belum juga beroperasi. Saya akan menuntut RDF Rorotan segera aktif karena skala sampah kita sangat besar,” ujar Hanif.
Menurutnya, Jakarta memiliki semua prasyarat untuk mengelola sampah secara modern, dana, SDM, teknologi, dan perencanaan. “Jadi apa lagi yang kita tunggu? Saya minta sampah ini menjadi prioritas, karena kunci budaya lingkungan dimulai dari sini,” tegasnya.
Hanif juga mendorong percepatan pemilahan sampah agar RDF Rorotan bisa mulai beroperasi paling lambat akhir Juli. Jika sampah masih tercampur, kata dia, bisa tetap dibuang ke Bantargebang, namun ke depan harus dipilah sejak dari sumber.
Ia menambahkan, produksi sampah di Jakarta Utara saja mencapai 1.300 ton per hari, mayoritas berupa sampah organik seperti sisa makanan. Volume sebesar ini memerlukan pengolahan skala besar seperti biodigester, bukan sekadar komposter rumah tangga.
“Sampah Jakarta berbeda dengan kota kecil. Angka sampah per orang lebih tinggi karena gaya hidup yang berbeda. Ini harus ditangani dengan solusi besar seperti RDF Rorotan,” katanya.
Hanif juga menyebutkan dukungan dari berbagai pihak termasuk PLN, Pegadaian, dan BRI dalam pengelolaan sampah dan daur ulang. Ia menegaskan Jakarta sebenarnya memiliki semua yang dibutuhkan untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
“Saya dukung penuh inisiatif seperti bank sampah dan transfer pengetahuan dari masyarakat yang sudah paham ke yang belum, agar semua teredukasi,” ujarnya.
Pengoperasian RDF Rorotan, lanjut Hanif, bukan hanya soal teknologi, tapi menyangkut pembangunan budaya lingkungan yang akan mengubah wajah pengelolaan sampah Jakarta secara menyeluruh.