REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Genera-Z Berbakti PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui Bakti BCA memberikan dampak nyata bagi desa wisata di Indonesia. Empat tim mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Lampung (Unila), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), dan Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalankan gagasan akademis selama satu bulan, meninggalkan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan.
Universitas Indonesia menjadi tim terbaik pertama, diikuti Universitas Lampung di posisi kedua, sementara Universitas Sam Ratulangi dan Universitas Gadjah Mada menjadi runner-up. Lokasi pengabdian mencakup Desa Wisata Edelweiss Wonokitri (Jawa Timur), Teluk Kiluan (Lampung), Pulau Derawan (Kalimantan Timur), dan Dayun (Riau).
“Seluruh peserta Genera-Z Berbakti sejatinya merupakan juara. Mereka telah mampu membuktikan pengabdiannya selama sekitar satu bulan lebih di berbagai desa wisata binaan Bakti BCA,” kata Direktur BCA, Antonius Widodo Mulyono, dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (14/8/2025).
Widodo mengatakan para mahasiswa tidak sekadar menerapkan gagasan di atas kertas, tetapi juga memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat. Ia menambahkan, BCA bangga menyaksikan semangat, kreativitas, dan dedikasi luar biasa mereka dalam program ini.
“Ini adalah bukti bahwa generasi muda merupakan agen perubahan yang sesungguhnya. BCA berkomitmen untuk terus mendukung mereka,” ujarnya.
Program ini menekankan Environmental, Social, and Governance (ESG) melalui pemberdayaan ekonomi lokal, pelestarian budaya, dan dampak sosial yang berkelanjutan. Empat tim terpilih mendapatkan pembinaan, pendampingan, dan dukungan pendanaan untuk mengimplementasikan proposal mereka, yang sebelumnya disaring dari lebih 250 proposal dari 98 perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.
Acara penutupan “Catatan Akhir Genera-Z Berbakti” menghadirkan sesi inspiratif bersama jurnalis sekaligus pendiri Narasi, Najwa Shihab. Ia berdialog dengan peserta dan penerima Beasiswa Bakti BCA (Bakti Champions) mengenai pengalaman pengabdian mereka.
“Kesempatan untuk mengikuti program ini terbuka untuk semua. Tetapi yang memilih mengambil langkah untuk membuat proposal, berkompetisi, bersusah payah, dan akhirnya mewujudkan berbagai hal di kepala dalam bentuk langkah nyata di desa-desa itu adalah anak-anak pilihan seperti kalian,” kata Najwa.
Najwa menekankan, ajang ini sebaiknya tidak dianggap sebagai akhir, tetapi sebagai awal bagi tim pengabdian untuk terus berkontribusi bagi masyarakat. Ia mendorong para peserta agar melanjutkan pengabdian mereka di berbagai penjuru negeri sepanjang hayat.
View this post on Instagram