REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Menteri Lingkungan Jerman Carsten Schneider memperingatkan Uni Eropa agar tidak menunda keputusan terkait target pemangkasan emisi 2040. Ia menegaskan, penundaan hanya akan merugikan kepentingan ekonomi Jerman dan membuat negara itu terpaksa menanggung beban sendiri.
“Siapapun yang menghalangi target iklim Eropa 2040 dan menunda keputusan yang diperlukan, telah melawan kepentingan Jerman. Risikonya, Jerman harus bertindak sendiri dengan biaya yang sangat mahal,” kata Schneider kepada majalah Der Spiegel, Senin (8/9/2025).
Komisi Eropa sebelumnya mengajukan target memangkas 90 persen emisi dari tingkat 1990 pada 2040. Usulan itu kini berada di tangan negara anggota dan Parlemen Eropa.
Namun, sejumlah negara, termasuk Prancis, mendorong agar keputusan ditunda hingga pertemuan puncak kepala pemerintahan bulan Oktober, bukan pada Majelis Lingkungan Eropa 18 September yang hanya dihadiri para menteri.
Schneider, politisi Partai Demokrat Sosial (SPD), menegaskan Jerman tidak boleh kehilangan momentum. Ia berharap kabinet di bawah Kanselir Friedrich Merz (CDU) dapat bersatu mendukung target ambisius itu.
“Target yang diusulkan Komisi Eropa sejalan dengan komitmen Jerman dan kepentingan industri nasional,” ujarnya.
Target 2040 dipandang sebagai jembatan antara komitmen pemangkasan emisi 55 persen pada 2034 dan target nol emisi 2050. Namun, tekanan politik dikhawatirkan dapat memperlemah ambisi tersebut, misalnya dengan membuka opsi penggunaan kredit karbon luar negeri.
Organisasi lingkungan di Jerman dan Prancis juga mendesak pemerintah mereka agar tidak melemahkan kesepakatan. Schneider menekankan, kepastian kebijakan iklim sangat penting bagi dunia usaha.
“Pelaku bisnis Jerman memiliki kepentingan untuk memastikan kami tidak bekerja sendiri dalam perlindungan iklim, melainkan bergerak bersama," katanya.