Jumat 12 Sep 2025 12:59 WIB

Warga Binaan Nusakambangan Olah Limbah PLTU Jadi Produk Konstruksi

Pemanfaatan FABA dapat menciptakan peluang ekonomi sirkular.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Satria K Yudha
Warga Binaan Lapas Nusakambangan menjemur tumpukan batako yang baru saja selesai dicetak di Workshop FABA PLN. Melalui program pemberdayaan komunitas, FABA dimanfaatkan menjadi sumber daya yang potensial dalam pembangunan infrastruktur dan mendukung konsep sirkular ekonomi kerakyatan.
Foto: Warga binaan
Warga Binaan Lapas Nusakambangan menjemur tumpukan batako yang baru saja selesai dicetak di Workshop FABA PLN. Melalui program pemberdayaan komunitas, FABA dimanfaatkan menjadi sumber daya yang potensial dalam pembangunan infrastruktur dan mendukung konsep sirkular ekonomi kerakyatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, mendapatkan pelatihan mengolah limbah pembakaran batu bara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Adipala berupa fly ash dan bottom ash (FABA). Dari hasil pelatihan ini, mereka mampu menghasilkan produk konstruksi seperti batako, paving block, roaster, hingga buis beton.

Sebelumnya, FABA dianggap sebagai limbah. Namun melalui workshop FABA yang memanfaatkan lahan tidur di Pulau Nusakambangan, warga binaan kini dibekali keterampilan untuk mengubahnya menjadi produk bernilai ekonomi. Program ini merupakan kolaborasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) dengan PT PLN (Persero).

Baca Juga

Salah seorang warga binaan Lapas Terbuka Nusakambangan, Kevin Ruben Rafael, menyebut pelatihan ini memberi manfaat nyata. “Ini sangat membantu kami sebagai warga binaan, karena menambah ilmu pengetahuan. Nanti, ketika kami keluar, ilmu ini bisa bermanfaat bagi kehidupan kami di masyarakat,” ujarnya dalam siaran pers PLN, dikutip pada Jumat (12/9/2025).

Hal serupa disampaikan warga binaan Lapas Nirbaya Nusakambangan, Listianto. “Alhamdulillah, sekarang saya bisa mengikuti program ini. Saya ingin mandiri, saya ingin kembali ke masyarakat dengan menjadi yang lebih baik lagi,” katanya.

Menteri Imipas Agus Andrianto menyampaikan apresiasi kepada PLN atas kontribusinya dalam program pelatihan yang berfokus pada pemberdayaan warga binaan. “Program ini merupakan model pelatihan kerja yang sedang kami galakkan untuk mempersiapkan warga binaan agar siap kembali ke masyarakat,” ujarnya saat meninjau workshop pada Selasa (9/9/2025).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menambahkan, pemanfaatan FABA dapat menciptakan peluang ekonomi sirkular sekaligus mengurangi timbunan limbah. “Kami bangga, warga binaan Lapas Nusakambangan berhasil memanfaatkan limbah menjadi komoditas produktif. Kegiatan ini juga menciptakan lapangan kerja, memberi dampak positif bagi masyarakat, serta menghasilkan produk berkualitas dengan harga kompetitif,” ujarnya.

Workshop FABA di Nusakambangan dilengkapi dua unit mesin yang mampu memproduksi hingga 2 juta paving block dan 1 juta batako per tahun. Jika kapasitas produksi berjalan optimal dan produk dipasarkan, fasilitas ini diperkirakan mampu menghasilkan omzet hingga Rp5,4 miliar per tahun.

Darmawan menyebut saat ini ada 30 warga binaan yang telah aktif memproduksi olahan FABA. Ia optimistis jumlah tersebut akan bertambah seiring pendampingan dan bimbingan berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement