Selasa 30 Sep 2025 16:27 WIB

UMKM Binaan Pertamina Ekspor 10,4 Ton Kayu Manis Khas Kerinci ke Turki

Pertamina dorong untuk UMKM naik kelas

Pertamina
Foto: Pertamina
Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) kembali membuktikan komitmennya dalam mendorong kemandirian ekonomi dan melahirkan inovator sosial melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Komitmen ini diwujudkan lewat keberhasilan Agro Santara Indonesia, sociopreneur binaan program inovasi sosial PFmuda, yang sukses melakukan ekspor perdana 10,4 ton kayu manis premium ke Turki dengan nilai transaksi mencapai 53.040 dolar AS

Bupati Kerinci yang diwakili Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Kerinci Osra Yandi, bangga atas pencapaian Agro Santara Indonesia yang telah memberdayakan para petani dan mendorong kemajuan perekonomian daerah.

“Kami sangat bangga anak-anak muda dari Kerinci bisa mengangkat potensi daerah hingga ke kancah internasional. Agro Santara Indonesia tidak hanya membantu masyarakat, tetapi juga membawa nama baik Kabupaten Kerinci. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus mendukung anak muda kreatif yang mampu menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat,” jelas Bupati Kerinci dalam acara Seremonial Pelepasan Ekspor PFmuda, Selasa (30/09/2025).

Sementara itu, VP CSR & SMEPP Management Pertamina Rudi Ariffianto juga menyampaikan bahwa capaian ini menjadi bukti nyata peran strategis Pertamina dalam mendampingi generasi muda Indonesia hingga mampu menembus pasar global.

“Keberhasilan Agro Santara Indonesia menunjukkan bahwa program TJSL yang kami rancang, seperti PFmuda, benar-benar melahirkan inovator muda yang punya dampak konkret. Pertamina selalu percaya bahwa kolaborasi antara korporasi, komunitas, dan generasi muda dapat menciptakan ekosistem sosial-ekonomi yang berkelanjutan,” tegas Rudi.

Agro Santara Indonesia lahir dari mimpi besar dua pemuda asal Kerinci, Rizqi dan Hafiz, yang ingin memperkenalkan kayu manis asal daerahnya ke pasar dunia. Berbekal studi di Amerika dalam bidang Environment and Sustainability, kedua pendiri Agro Santara Indonesia ini mulai belajar dan memahami standar global untuk komoditas kayu manis.

Langkah pertama adalah menggandeng Kelompok Tani Sehati yang beranggotakan 20 petani di desanya. Lalu, mengembangkan praktik budidaya yang lebih berkelanjutan, mulai dari pembibitan, penanaman ulang, hingga inovasi penyimpanan karbon.

Selain itu, Agro Santara Indonesia juga memperkenalkan sistem blockchain traceability agar kualitas produk bisa dilacak dari kebun hingga titik ekspor, serta menggunakan kemasan dengan QR code untuk meningkatkan kepercayaan konsumen internasional.

Berkat keberanian dan ketekunan, pada tahun 2025 Agro Santara Indonesia berhasil lolos seleksi PFmuda sebagai pemenang kategori sociopreneur, dan memperoleh pendanaan dari Pertamina untuk memperkuat peralatan pertanian agar memenuhi standar ekspor. Dengan dukungan ekosistem PFmuda, Agro Santara Indonesia akhirnya mampu menjalin kerjasama dengan pasar luar negeri dan ekspor perdana ke Turki.

“Bagi kami, ekspor perdana ini bukan hanya tentang angka penjualan, melainkan tentang produk lokal yang mampu dikenal dunia. Dengan dukungan Pertamina, kami bisa membuktikan bahwa kayu manis dari desa kecil di Jambi mampu menembus pasar global. Ini adalah kebanggaan sekaligus tanggung jawab untuk terus menjaga kualitas dan keberlanjutan,” ujar Rizqi, Founder Agro Santara Indonesia.

Agus Mashud S. Asngari, President Director Pertamina Foundation menambahkan penjelasan mengenai peran program yang dijalankannya.

"PFmuda merupakan salah satu program unggulan Pertamina melalui Pertamina Foundation. Program ini dirancang untuk mencetak sociopreneur muda yang mampu menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Keberhasilan Agro Santara menjadi bukti bahwa model pembinaan yang kami lakukan berhasil melahirkan wirausahawan sosial yang berdaya saing global," ujarnya.

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Program pemberdayaan seperti ini merupakan wujud nyata dukungan Pertamina terhadap agenda pembangunan nasional. Inisiatif ini selaras dengan program pemerintah Asta Cita, khususnya poin 2 tentang kemandirian ekonomi, poin 3 tentang kewirausahaan dan lapangan kerja berkualitas, serta poin 6 mengenai pembangunan dari desa. Selain itu, program ini juga secara langsung berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs,”jelas Fadjar.

Keberhasilan ekspor perdana ini membuka peluang kerja sama yang lebih besar, dengan potensi ekspor ke Turki hingga 250 ton per tahun. Pertamina menegaskan perannya yang tidak hanya sebagai perusahaan energi nasional, tetapi juga sebagai motor penggerak pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Keberhasilan ekspor ini menjadi contoh konkret dari implementasi Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan yang berfokus pada keberlanjutan, pemberdayaan masyarakat, serta penciptaan lapangan kerja yang berkualitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement