REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Pemerintah Brasil menegaskan rangkaian acara pekan depan di Rio de Janeiro dan kota-kota lain yang terkait dengan Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP30) akan aman bagi para pengunjung. Pernyataan itu disampaikan untuk meredakan kekhawatiran setelah operasi besar-besaran polisi terhadap geng narkoba yang menewaskan puluhan orang.
Operasi tersebut disebut sebagai yang paling mematikan dalam sejarah Brasil. Lembaga Bantuan Hukum setempat menyebut operasi itu menewaskan sedikitnya 132 orang. Gambar-gambar mengerikan menunjukkan jalanan di kawasan kumuh (favela) dipenuhi jenazah yang ditemukan warga pada malam hari.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang akan hadir bersama pejabat Brasil dalam memimpin COP30 bulan depan, menyerukan agar Brasil segera melakukan penyelidikan dan memastikan setiap tindakan polisi sesuai dengan hukum serta standar hak asasi manusia internasional. “Sekretaris jenderal sangat prihatin dengan banyaknya korban jiwa dalam operasi polisi yang dilakukan kemarin di favela Rio de Janeiro,” kata juru bicaranya, Stephane Dujarric, Rabu (30/10/2025).
Wali Kota dan Gubernur Rio menegaskan kekerasan tersebut merupakan bagian dari upaya pemberantasan kejahatan dan tidak terkait dengan persiapan acara COP30 yang berlangsung di tiga kota, Rio, São Paulo, dan Belem di kawasan pesisir Amazon. Kepolisian Brasil bahkan telah menggelar latihan keamanan di Belem pada Selasa.
Wakil Sekretaris Urusan Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Brasil Joao Paulo de Resende mengatakan COP30 akan tetap aman bagi puluhan ribu peserta dari berbagai negara. Ia menegaskan operasi pemberantasan pengedar narkoba itu bersifat lokal dan tidak ada hubungannya dengan agenda iklim atau COP30.
“Kejadian seperti kemarin sangat jarang terjadi, bahkan untuk ukuran Brasil. Ini bukan sesuatu yang akan terulang dalam beberapa minggu atau bulan ke depan,” ujarnya dilansir laman Reuters.
Konsulat Amerika Serikat mengeluarkan peringatan perjalanan ke sejumlah wilayah Rio, mengingat masih adanya bentrokan antara polisi dan kelompok kriminal bersenjata. Meski demikian, para peserta COP30 mengaku tidak terpengaruh oleh insiden tersebut.
Rio akan menjadi tuan rumah konferensi iklim bagi para pemimpin lokal pekan depan bersamaan dengan penghargaan Earthshot Prize yang dipimpin Pangeran William. Di Sao Paulo, kalangan bisnis dan perbankan akan membahas pembiayaan iklim, sementara para pemimpin dunia dijadwalkan berkumpul di Belem menjelang perundingan utama COP30 pada akhir November.
“Dari sisi kami, tidak ada yang berubah. Saya tidak mendengar ada perusahaan yang membatalkan rencana mereka. Kami tahu tantangan logistik akan besar, tapi sejauh ini tidak ada perubahan dalam 24 jam terakhir,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Kamar Dagang Internasional Andrew Wilson.