Senin 23 Oct 2023 22:25 WIB

Suhu Air Laut Memanas Sebabkan Terumbu Karang Memutih

Pemutihan karang dinilai bisa menyebabkan kerusakan karang yang dahsyat.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Perubahan iklim membuat terumbu karang memutih, dan dinilai bisa menimbulkan kerusakan yang dahsyat.
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Perubahan iklim membuat terumbu karang memutih, dan dinilai bisa menimbulkan kerusakan yang dahsyat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suhu permukaan air di Laut Karibia telah menyebabkan pemutihan karang terburuk di kawasan ini, demikian menurut studi terbaru. Pemutihan karang merupakan proses karang menjadi putih karena beberapa macam penyebab seperti perubahan suhu, iklim, cahaya, dan nutrisi.

Para peneliti dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengatakan, terumbu karang di dalam dan sekitar Karibia mengalami tekanan panas tingkat tinggi. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa pemutihan yang meluas dapat menyebabkan kerusakan karang yang dahsyat di daerah tersebut.

Baca Juga

“Fenomena ini terjadi setelah fenomena pemutihan karang terburuk di Florida. Saat ini, seluruh Karibia sedang mengalami pemutihan. Jika Anda memilih tempat secara acak di peta di Karibia dan melompat ke dalam air, Anda akan melihat karang yang memutih,” kata koordinator program pengawasan terumbu karang NOAA, Derek Manzello.

Kondisi hangat diperkirakan akan bertahan di Laut Karibia dalam beberapa pekan mendatang, sementara Belahan Bumi Selatan juga bertransisi dari musim dingin dan memasuki suhu musim semi yang lebih hangat. Secara keseluruhan, kata Manzello, ini menjadi awal dari peristiwa pemutihan global yang ditandai dengan pemutihan karang yang meluas di tiga cekungan lautan: Atlantik, Pasifik, dan Hindia.

Peristiwa global seperti itu sebelumnya pernah terjadi dari tahun 2014 hingga 2017. Sama seperti sekarang, periode itu juga ditandai dengan kembalinya kondisi El Nino, yakni siklus iklim alami yang dapat memperparah pemanasan akibat perubahan iklim dan sering kali meningkatkan suhu udara serta laut rata-rata.

“Bahkan dengan adanya El Nino, intensitas gelombang panas laut, terutama di lepas pantai Florida, dan lamanya gelombang panas tersebut cukup mengejutkan,” kata ahli ekologi NOAA, Ian Enochs, seperti dilansir NBC, Senin (23/10/2023).

Pemutihan yang diinduksi oleh panas terjadi sebagai respons stres terhadap kondisi abnormal, memicu karang untuk mengeluarkan ganggang fotosintesis kecil yang hidup di jaringan mereka. Hal ini menyebabkan karang yang berwarna-warni berubah menjadi warna putih yang menakutkan.

Pemutihan tidak selalu menyebabkan kerusakan karang, tetapi proses ini melemahkan terumbu karang dan membuat invertebrata laut lebih rentan terhadap penyakit.

Suhu permukaan laut di seluruh dunia telah memecahkan rekor dalam beberapa bulan terakhir, dengan beberapa lonjakan suhu terbesar dan paling persisten tercatat di Samudra Atlantik Utara, Teluk Meksiko, dan cekungan Karibia. Selama musim panas, suhu permukaan laut di lepas pantai Florida mencapai puncaknya lebih dari 33 derajat Celcius dan tetap tinggi selama berpekan-pekan.

Sebagian dari penelitian Enochs difokuskan pada Cheeca Rocks, sebuah terumbu karang di Florida Keys. Selama lebih dari satu dekade, Enochs telah memantau situs tersebut, mengumpulkan data untuk menyusun model 3D perubahan terumbu karang dari waktu ke waktu. Tahun ini, katanya, Cheeca Rocks mengalami pemutihan 100 persen, tanpa ada satu pun bagian terumbu karang yang tidak terpengaruh.

"Saya belum pernah melihat hal seperti ini di Cheeca Rocks. Kami mengalami tingkat tekanan panas yang dua kali lipat dari yang pernah kami alami sebelumnya di Cheeca Rocks. Jika itu tidak mengkhawatirkan dalam hal besarnya hal ini, saya tidak tahu apa yang mengkhawatirkan,” kata Phanor Montoya-Maya, ahli biologi kelautan dan manajer program restorasi di Coral Restoration Foundation.

Ia mengatakan bahwa gelombang panas laut sangat kuat tahun ini, sehingga banyak karang yang tidak memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri. "Pada saat suhu naik begitu cepat, mereka bahkan tidak punya waktu untuk memutihkan diri. Mereka mati terbakar," kata Montoya-Maya.

Coral Restoration Foundation bekerja untuk memelihara karang yang beragam secara genetis di pembibitan dan kemudian menanamnya di terumbu di seluruh dunia. Tujuannya, kata Montoya-Maya, adalah untuk meningkatkan tutupan karang hidup di terumbu untuk membangun kembali populasi dan meningkatkan ketahanannya.

Situasi di Karibia belum separah di Florida. Namun Manzello memprediksi, peristiwa pemutihan masih terus berlangsung dan mungkin akan lebih parah, mengingat suhu panas tahun ini mencatatkan rekor. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement