Selasa 24 Oct 2023 21:26 WIB

Atasi Perubahan Iklim, Anak Muda Bisa Tanam Pohon di Rumah

Penanaman pohon menjadi salah satu cara mudah untuk mengatasi krisis iklim.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Menghijaukan rumah dengan menanam pohon menjadi cara mudah yang bisa dilakukan anak muda untuk atasi krisis iklim.
Foto: www.freepik.com
Menghijaukan rumah dengan menanam pohon menjadi cara mudah yang bisa dilakukan anak muda untuk atasi krisis iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partisipasi anak muda dalam menjaga kelestarian lingkungan dan iklim sangatlah penting. Selain karena jumlahnya yang besar yakni 68,82 juta jiwa per Maret 2022, anak muda juga menjadi generasi yang akan hidup di masa mendatang.

Asisten Perhutani (Asper) Kepala Bagian Kesatuan pemangku Hutan (KBKPH) Serang, Asep Senjaya, mengatakan bahwa ada banyak aksi-aksi yang bisa dilakukan anak muda untuk menjaga lingkungan. Salah satu cara termudah, kata dia, adalah dengan menanam pohon atau tanaman di rumah.

Baca Juga

“Untuk berkontribusi menjaga lingkungan, tidak perlu jauh-jauh pergi ke hutan, tanam pohon saja di rumah. Hijaukan rumah kalian, itu dampaknya bisa besar jika dilakukan oleh banyak orang,” kata Asep dalam acara media briefing Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI) di Gedung Indorelawan, Jakarta Selatan, Selasa (24/10/2023).

Asep mengatakan, pohon atau tanaman yang ditanam akan membuat rumah menjadi lebih sejuk, tenang dan udara pun menjadi lebih bersih. Selain itu, tanaman juga bisa diandalkan dalam menangkap karbon dioksida di udara.

“Kalau ada seribu anak muda saja menghijaukan rumahnya, saya yakin itu bisa membantu kita mencapai target nol emisi,” jelas Asep.

Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Citarum Ciliwung, Pina Ekalipta, menambahkan bahwa pihaknya menyediakan benih gratis bagi siapapun yang ingin menanam pohon. Untuk memudahkan, benih tersebut bahkan bisa diantar ke lokasi masing-masing.

Namun demikian, dikatakan Pina, seseorang atau kelompok yang ingin mendapatkan benih gratis harus membuat perencanaan matang dan berkomitmen untuk merawat pohon tersebut. Pasalnya, jika tidak berkomitmen, aksi tanam pohon tersebut bisa menjadi sia-sia.

“Yang selalu saya tekankan itu bagaimana komitmennya untuk merawat pohon itu. Karena merawat itu lebih sulit dan butuh konsistensi. Intinya bukan sekadar menanam, namun juga harus dirawat. Ini sangat penting,” kata Pina.

Pina menegaskan bahwa saat ini sudah saatnya para pemuda melakukan aksi-aksi nyata untuk menjaga lingkungan dan iklim. Ia mencontohkan aksi Pandawara yang dampaknya sangat luar biasa. Bukan hanya bisa menggerakkan banyak orang untuk bersih-bersih sungai dan pantai, Pandawara juga bisa mendorong pemerintah setempat agar lebih peduli terhadap lingkungan.

“Contohnya kemarin waktu di Sukabumi. Saya rasa pemerintah kabupatennya itu malu, makanya kontra terhadap Pandawara. Aksi-aksi anak muda seperti Pandawara ini memang dibutuhkan,” tegas Pina.

Sementara itu, pada 28 Oktober 2023 mendatang akan digelar aksi nasional Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI). Aksi ini diinisiasi oleh komunitas Penjaga Laut, komunitas EcoDefender, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Yayasan Indorelawan, Jejakin.id, Trilogi Ocean Restoration dan Yayasan EcoNusa.

Sekitar 40 ribu anak muda ditargetkan melakukan beragam aksi di AMJI. Mulai dari aksi diskusi isu lingkungan, aksi bersih pantai, bersih lingkungan, pemberian bibit pohon, penanaman mangrove, adopsi koral, hingga aksi pakai transportasi non emisi, aksi edukasi dampak perubahan iklim untuk kesehatan di beberapa puskesmas, aksi membagikan plant-based food dan banyak lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement