REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Otago memberikan pencerahan baru tentang dampak lingkungan dari penggunaan plastik biodegradable terhadap kehidupan akuatik. Penelitian yang dipimpin oleh Ashleigh Hawke, lulusan Master of Science dari Departemen Ilmu Kelautan, menyelidiki dampak komparatif dari plastik berbahan dasar minyak bumi dan plastik yang dapat terbiodegradasi terhadap populasi ikan liar.
Polusi plastik telah menjadi kekhawatiran selama bertahun-tahun. Kehidupan laut yang paling terkena dampak buruknya. Penelitian Hawke mengungkap dampak besar plastik berbahan dasar minyak bumi terhadap berbagai aspek fisiologi dan perilaku ikan.
Menurut studi, plastik biodegradable yang telah lama dipuji sebagai alternatif ramah lingkungan ternyata menimbulkan ancaman bagi kehidupan akuatik. Ikan yang terpapar bahan-bahan ini mengalami penurunan kecepatan melarikan diri maksimum yang merupakan mekanisme bertahan hidup yang penting untuk menghindari predator.
“Plastik yang dapat terbiodegradasi mungkin bukanlah solusi dari polusi plastik seperti yang kita yakini,” kata Hawke, dilansir One Green Planet, Senin (30/10/2023).
Hal ini menekankan pentinya pemahaman mengenai dampak plastik biodegradable terhadap lingkungan. Penggunaannya, meskipun tidak terlalu berbahaya, masih dapat memberikan dampak buruk bagi spesies laut.
Rekan peneliti Dr. Bridie Allan menyoroti masalah kritis dalam dunia plastik biodegradable. Menurut temuan, plastik biodegradable masih menjadi bidang yang relatif baru dan terus berkembang sehingga menyebabkan variasi dalam proses produksi dan bahan yang digunakan.
Ketidakkonsistenan ini menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan ekologisnya karena kandungan spesifik dari plastik ini terbukti sangat berpengaruh. Implikasi dari penelitian ini membuat seruan bagi para pembuat kebijakan dan aktivis lingkungan hidup.
Gagasan untuk menukar plastik tradisional dengan alternatif yang dapat terbiodegradasi sebagai solusi sederhana terhadap polusi plastik kini dipertanyakan. Penelitian ini menggarisbawahi perlunya kebijakan komprehensif yang mempertimbangkan kompleksitas bahan yang dapat terbiodegradasi.
Di saat yang bersamaan, perusahaan yang terlibat dalam produksi plastik biodegradable harus memastikan bahwa produk mereka sesuai dengan manfaat lingkungan yang diharapkan. Hal ini memerlukan peraturan yang lebih ketat dan praktik standar dalam produksi plastik biodegradable.