REPUBLIKA.CO.ID, JAKARAT -- Jejaring Penjaga Laut dan EcoDefender bersama ribuan orang muda yang tersebar di lebih dari 521 titik seluruh Indonesia menghelat aksi serentak jaga bumi dalam Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI) 2023, Sabtu (28/10/2023). Bertemakan “Aksi Kolaboratif Kerelawanan Kaum Muda Untuk Antisipasi Krisis Iklim” AMJI kali ke-3 yang bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda ini dilakukan bersama lebih dari 90 kolaborator dari komunitas, pemerintah pusat dan daerah, organisasi kaum muda dan korporasi.
Aksi serentak AMJI digelar pagi hingga sore hari, diantaranya aksi bersih sampah pantai, sungai dan lingkungan; diskusi, sosialisasi dan edukasi sampah plastik, pengolahan sampah, krisis iklim dan SDGs; nonton bareng dan diskusi; pembagian bibit pohon; penanaman mangrove; penanaman pohon; transplantasi dan adopsi koral; pembagian makanan plant-based; aksi cabut paku di pohon; edukasi lingkungan dan krisis iklim ke pasien dan pengunjung Puskesmas; dan aksi pakai transportasi non-emisi.
“Antusiasme orang muda, komunitas, dan organisasi di AMJI semakin meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak hanya itu, dukungan juga datang dari pihak korporasi. Ini artinya semakin meningkatnya kesadaran, kepedulian, dan gaya hidup yang makin ramah terhadap lingkungan,” ucap Yolanda Parede, Koordinator Nasional Penjaga Laut, yang ditemui di titik aksi Tangerang Mangrove Center, Tanjung Pasir, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, dalam siaran pers.
Sebanyak 150 peserta yang hadir siang itu berhasil menanam 3.000 bibit mangrove, membuat persemaian 5.000 batang mangrove, serta membersihkan sampah di sepanjang pantai Tanjung Pasir. Yolanda menjelaskan, AMJI merupakan aksi nyata keresahan orang muda Indonesia merespon dampak perubahan iklim yang semakin terasa dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Yolanda, sebagai kelompok populasi terbesar di Indonesia, orang muda menanggung beban berat anomali iklim yang terjadi. Mulai dari bencana alam, degradasi lingkungan, hingga hilangnya keanekaragaman hayati yang berujung pada sulitnya akses terhadap sumber pangan, kesehatan hingga pendidikan layak. Sehingga keterlibatan aktif orang muda merupakan keniscayaan dalam upaya jaga bumi.
Senada dengan itu, Bagus Budi Prakoso, Kepala Seksi Program & Evaluasi BDPASHL Citarum Ciliwung menyampaikan peran anak muda sangat penting menjaga lingkungan. Ini adalah salah satu bentuk nyata kegiatan yang dilakukan oleh semua stakeholders, baik itu dari anak muda, pelaku usaha, kementerian, masyarakat, bersama menanam mangrove.
"Kami juga berterima kasih kepada semua yang mendukung program ini. Mudah-mudahan ke depannya tidak hanya ini tapi berlanjut ke pemeliharaan sampai jadi tumbuh dan terawat. Hari ini kami berterima kasih atas kolaborasi penanaman mangrove. Kolaborasi tidak hanya dilakukan di mangrove, tapi juga penanaman pohon lain dan edukasi yang lain,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama Yaya Kuswaya, Kepala Resort Pemangkuan Hutan Tangerang, yang mewakili pimpinan Perhutani KPH Banten menyampaikan apresiasinya pada para relawan yang terlibat AMJI. Dari KPH mengucapkan terima kasih karena tentunya menjaga hutan bukan hanya tugas KPH, tapi juga tugas semua elemen mulai masyarakat, anak muda, dan semua pihak lainnya sehingga kawasan hutan mangrove ini bisa tetap terjaga.
"Kami ingin bukan hanya acara seremonial saja karena cikal bakal jadi tanaman ini ada di pemeliharaan. Makanya kami juga mengharapkan semoga kegiatan ini akan tetap berkesinambungan, sehingga hutan mangrove ini benar-benar terjaga kelestariannya,” ujarnya.
AMJI kali ini juga mendapat dukungan dari korporasi. Menurut Ridyawan Amnan, Corsec Division Head Jtrust Bank, krisis iklim yang terjadi saat ini membawa dampak pada banyak hal, seperti cuaca ekstrem.
“JTrust perlu melakukan langkah nyata dan kontribusi aktif untuk menyelamatkan lingkungan kita. Itu yang mendorong kami dari JTrust Bank dan Jtrust Grup untuk ikut dalam Aksi Muda Jaga Iklim. Semoga kegiatan hari ini bisa membawa kontribusi nyata bagi keberlangsungan lingkungan kita,” katanya saat melakukan aksi tanam mangrove di Tangerang Mangrove Center, Tanjung Pasir.
Berdasarkan data yang dihimpun Tim AMJI 2023 hingga hari ini, dari 521 titik aksi, sekitar 8.428 pohon dan mangrove yang ditanam, sedikitnya 3.000 bibit mangrove disemai, sekitar 7.558 kilogram sampah dikumpulkan dari garis pantai, sungai dan lingkungan tempat tinggal, sekitar 500 bibit pohon dibagikan, 280 plant-based meals dibagikan, setidaknya 2.200 koral di adopsi, sekitar 180 anakan terumbu karang ditransplantasi.
Selain itu, rangkaian aksi edukasi mengenai pentingnya mengurangi dampak krisis iklim, pengelolaan sampah, SDGs dan dampak krisis iklim bagi kesehatan dihadiri oleh setidaknya 4.674 peserta. Sebanyak 20 orang muda juga mengikuti aksi pakai kendaraan non-emisi dengan bersepeda sejauh 10 kilometer. Data hasil aksi serentak AMJI tahun 2023 ini masih akan di kalkulasi dan bertambah.
Dilaksanakan sejak tahun 2021, AMJI berhasil mengajak lebih dari 29 ribu orang muda untuk terlibat aksi nyata, lebih dari 46 ribu bibit mangrove dan pohon ditanam, 200 ekor tukik dilepasliarkan, tak kurang 1500 koral yang ditransplantasi dan diadopsi, serta lebih dari 37 ribu kilogram sampah yang dibersihkan.
CEO Yayasan EcoNusa, Bustar Maitar menuturkan orang-orang muda harus makin banyak turun tangan dan mau bekerja sama melakukan aksi nyata merespon perubahan iklim. Krisis iklim menurutnya semakin nyata. Indonesia memiliki lebih dari 65 juta jiwa yang masuk dalam rentang usia pemuda atau lebih dari seperempat total populasi. Orang muda ini kelompok paling terdampak perubahan iklim.
"Makanya, ayo kita bergandeng tangan jaga iklim bersama, misal ikut aksi bersih lingkungan, tanam pohon dan bahkan unggah ke media sosial terkait isu-isu iklim juga lingkungan,” katanya.