Senin 24 Nov 2025 10:25 WIB

China Sebut Kesepakatan COP30 Sinyal Kuat Transisi Hijau Global

Ia mencatat kesepakatan tersebut diraih di tengah ketegangan geopolitik.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ahmad Fikri Noor
Aktivitas di luar tempat berlangsungnya KTT Iklim PBB COP30, di Belem, Brasil, Selasa (4/11/2025).
Foto: AP Photo/Eraldo Peres
Aktivitas di luar tempat berlangsungnya KTT Iklim PBB COP30, di Belem, Brasil, Selasa (4/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BELEM -- China memuji hasil Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP30) di Belem, Brasil. Pertemuan itu berakhir satu hari lebih lama dari jadwal. Para negosiator mengakui kesepakatan akhir dicapai melalui perundingan sengit, terutama saat gejolak geopolitik kian memanas dan risiko iklim semakin meningkat.

Wakil Menteri Ekologi dan Lingkungan sekaligus Ketua Delegasi China di COP30, Li Gao, mengatakan COP30 memuji kesepakatan COP30 yang berjudul “Global Mutirao: Uniting humanity in a global mobilization against climate change.”

Baca Juga

"Mencapai kesepakatan semacam itu sangat sulit," kata Li seperti dikutip dari CGTN, Ahad (24/11/2025).

Ia mencatat kesepakatan tersebut diraih di tengah ketegangan geopolitik, menguatnya unilateralisme dan proteksionisme, serta keluarnya Amerika Serikat (AS) dari Perjanjian Paris.

"Adopsi kesepakatan ini menunjukkan kuatnya niat politik semua pihak untuk bekerja sama dalam merespon perubahan iklim," tambah Li.

Li mengatakan Delegasi China aktif berpartisipasi pada hampir 100 agenda serta memainkan peran “konstruktif dan berorentasi solusu” sepanjang COP30 yang berlangsung selama dua pekan. Li menambahkan frasa “berusaha untuk berbuat lebih baik” sering muncul selama perundingan Belem dan akhirnya dimasukkan ke dalam kesepakatan akhir COP30.

Hal ini, katanya, mencerminkan pergeseran dari etos kebijakan China dari bertindak sendiri menuju arah bersama untuk aksi global. Li mengatakan sepanjang pertemuan China melakukan berbagai pembicaraan bilateral.

"(Pertemuan-pertemuan itu) memperkuat pemahaman bersama dan mendorong negosiasi melangkah maju," katanya.

Li mengatakan China akan terus menjadi pendukung multilateralisme yang teguh, peserta aktif dalam kerja sama global, pendorong utama transisi hijau, dan kontributor penting bagi teknologi rendah karbon.

Ia menekankan keberhasilan COP30 menunjukkan sinyal politik yang kuat: transisi energi rendah karbon dan ramah lingkungan tidak bisa dibalikan. Li menegaskan multilateralisme tidak dapat tergantikan dan kerja sama internasional sangat diperlukan.

"Dalam situasi yang sangat sulit, pertemuan ini berhasil memajukan implementasi Perjanjian Paris ke 10 tahun mendatang, pencapaian itu harus dikenang dalam sejarah tata kelola iklim global," ujar Li.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement