Senin 18 Dec 2023 19:48 WIB

Peneliti Temukan Inovasi Baterai Mobil Baru, Bisa Tempuh Ribuan Kilometer Sekali Charge

Kemajuan teknologi baterai membentuk kembali lanskap kendaraan listrik.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Peneliti berhasil menciptakan inovasi terobosan, guna meningkatkan kapasitas penyimpanan energi baterai hingga sepuluh kali lipat.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Peneliti berhasil menciptakan inovasi terobosan, guna meningkatkan kapasitas penyimpanan energi baterai hingga sepuluh kali lipat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah kelompok peneliti dari Pohang University of Science & Technology (POSTECH) berhasil menciptakan inovasi terobosan, guna meningkatkan kapasitas penyimpanan energi baterai hingga sepuluh kali lipat. Perkembangan ini tidak hanya memajukan teknologi baterai tetapi juga dapat membentuk kembali seluruh lanskap kendaraan listrik.

Prof Soojin Park dan Youn Soo Kim dari POSTECH, yang bekerja sama dengan Profesor Jaegeon Ryu dari Sogang University, melakukan pendekatan inovatif pada silikon yang memiliki kapasitas energi lebih besar dari grafit - bahan utama yang digunakan untuk anoda pada sebagian besar baterai lithium modern. Namun, tantangannya selama ini adalah bagaimana cara menstabilkan baterai yang menggunakan anoda silikon.

Baca Juga

Salah satu alasan utamanya, yaitu reaksi internal di dalam baterai menyebabkan silikon memuai, sehingga mengancam stabilitas dan keamanan baterai. Dan melalui inovasinya, Park dan Kim berhasil menyusunkan bahan pengikat khusus yang mampu mencegah anoda silikon berkapasitas tinggi memuai. Hasilnya, baterai lithium yang memiliki kapasitas sepuluh kali lipat lebih besar daripada baterai anoda grafit.

“Penelitian ini memiliki potensi untuk secara signifikan meningkatkan kepadatan energi baterai lithium-ion melalui penggabungan bahan anoda berkapasitas tinggi, sehingga memperluas jarak tempuh kendaraan Listrik,” kata Profesor Park seperti dilansir The Brightside, Senin (18/12/2023).

Dia lebih lanjut menekankan potensi transformatif dari anoda berbasis silikon dengan mengungkap bahwa bahan anoda berbasis silikon berpotensi meningkatkan jarak tempuh setidaknya sepuluh kali lipat. Diperkirakan dalam sekali pengisian daya, mobil Listrik bisa menempuh jarak hingga 4828 kilometer (3000 mil).

Namun, POSTECH tidak sendirian dalam upaya untuk mendefinisikan ulang teknologi baterai. Banyak tim di seluruh dunia dengan tekun bekerja untuk mendapatkan solusi yang lebih berkelanjutan dan efisien.

Misalnya, sebuah perusahaan Tiongkok telah merintis baterai EV yang memanfaatkan natrium - bahan yang ekonomis dan tersedia secara luas, sebagai alternatif yang layak untuk lithium yang lebih mahal. Di sisi lain, kecerdikan NASA mengarah pada evolusi baterai solid-state yang disempurnakan, yang menjanjikan untuk menjadi lebih ringkas dan ringan dibandingkan dengan baterai lithium konvensional.

Dalam perkembangan menarik lainnya, seorang peneliti telah memulai perjalanan untuk membuat baterai yang dapat terurai secara hayati dengan menggunakan cangkang kepiting.

Pentingnya kemajuan baterai ini tidak hanya terbatas pada bidang transportasi. Baterai yang efisien merupakan bagian integral dari pemanfaatan sumber energi yang lebih bersih, seperti tenaga angin dan matahari.

Tidak seperti bahan bakar fosil, yang menghasilkan energi secara instan, sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin bergantung pada cuaca. Oleh karena itu, ada kebutuhan intrinsik akan solusi penyimpanan yang efisien untuk memanfaatkan energi selama kondisi optimal dan memasoknya selama waktu yang kurang menguntungkan, seperti malam hari atau hari tanpa angin.

“Saat kita berdiri di ambang masa depan yang lebih hijau, jelas bahwa teknologi baterai mutakhir akan menjadi yang terdepan dalam revolusi ini, mendorong kita menuju dunia yang tidak terlalu bergantung pada sumber energi yang berpolusi. Dan dengan perkembangan terkini, masa depan tersebut tampaknya semakin dekat,” kata Soo Kim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement