Jumat 05 Jan 2024 13:15 WIB

Warga NTT Diminta Waspadai Suhu yang Semakin Panas

Matahari yang berada di belahan bumi selatan, menyebabkan meningkatnya penguapan.

Visual kondisi siang hari di salah satu titik Kota Kupang, NTT, Kamis (4/1/2024).
Foto: ANTARA/Fransiska Mariana Nuka
Visual kondisi siang hari di salah satu titik Kota Kupang, NTT, Kamis (4/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi suhu panas di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat pergeseran musim hujan. "Waspada suhu yang terasa lebih panas, sekarang rata-rata suhu tertinggi 35 sampai 36 derajat Celsius," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Sti Nenotek, di Kupang, Jumat (5/1/2024).

Berdasarkan prakiraan BMKG, Kota Kupang memasuki awal musim hujan pada Dasarian I Desember atau awal Desember. Namun, hingga Dasarian I Januari, Kota Kupang belum bisa dikatakan masuk musim hujan karena curah hujan yang berkurang.

Baca Juga

Penyebab berkurangnya curah hujan itu, menurut Sti karena wilayah NTT dipengaruhi fenomena El Nino. Penurunan intensitas curah hujan dibandingkan normalnya diprediksi bertahan hingga bulan April 2024.

Lebih lanjut ia menjelaskan, kurangnya pertumbuhan awan hujan di wilayah NTT tentunya menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer. Sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik.

Lalu hal itu juga disebabkan oleh posisi matahari yang berada di belahan bumi selatan yang menyebabkan meningkatnya penguapan dan terjadi kenaikan kelembapan udara dan udara terasa lebih gerah. Atas kondisi ini, Sti mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan tubuh saat beraktivitas.

"Masyarakat hendaknya menjaga stamina dan hidrasi tubuh saat beraktivitas dengan banyak minum air putih," katanya berpesan. BMKG pun mengimbau pemerintah daerah, sektor terkait, dan masyarakat dapat terus memantau dan menjadikan informasi peringatan dini sebagai acuan untuk melakukan aksi dini kesiapsiagaan dari bencana.

Ia memastikan BMKG terus memberikan informasi untuk dapat diteruskan kepada masyarakat sehingga bisa mengantisipasi berbagai dampak buruk yang terjadi. "Diprakirakan Dasarian II Januari atau pertengahan Januari akan turun hujan lebih banyak lagi dari sekarang," kata Sti.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement