REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepertiga wilayah Amerika Serikat menghadapi ancaman cuaca buruk, ketika angin kencang, salju, dan tornado mengancam wilayah tenggara, lembah Ohio, dan Pantai Timur. Adapun badai musim dingin yang dahsyat melanda wilayah Barat Laut.
Sehari setelah mayoritas warga Amerika menikmati kehangatan tidak biasa di waktu terdingin sepanjang tahun, sekitar 127 juta orang yang tinggal di bagian timur negara itu mendapat peringatan angin ketika cuaca dingin kembali terjadi. Embusan angin bisa mencapai 72 kilometer per jam, menurut Layanan Cuaca Nasional (NWS).
Di Pacific Northwest, badai musim dingin yang dahsyat mengancam akan membawa hujan di pesisir pantai, salju lebat di wilayah pedalaman, dan angin kencang pada Jumat dan Sabtu. Kondisi gelap gulita di beberapa lokasi akan membuat perjalanan menjadi terhambat, bahkan tidak mungkin dilakukan.
“Ada kemungkinan terjadinya gangguan substansial dan berlangsung lama pada kehidupan sehari-hari di dataran tinggi Pegunungan Sierra Nevada,” kata NWS dalam perkiraannya, mengacu pada wilayah yang membentang di California timur.
Sementara itu, NWS melaporkan bahwa tornado menimpa beberapa daerah berpenduduk di Illinois, Ohio dan Michigan. Columbus, Ohio, dan daerah sekitarnya juga dihantam tornado pada Rabu.
Tornado menyebabkan sebuah bandara kecil, rumah-rumah dan bisnis mengalami kerusakan. Tidak ada korban jiwa atau luka-luka yang dilaporkan hingga sore hari.
NWS mengatakan, tornado lain terjadi pada Rabu sekitar 321 kilometer ke utara di Grand Blanc, Michigan, dan membuat kerusakan yang meluas di kota berpenduduk 8.000 orang tersebut. Di Illinois, setidaknya lima tornado mendarat pada Selasa malam.
Prakiraan cuaca nasional pada Rabu ini menjadi perubahan dramatis dari suhu hangat yang tidak sesuai musimnya yang dialami banyak orang AS pada Senin dan Selasa. Beberapa tempat di Texas mencatat suhu yang memecahkan rekor dengan suhu mencapai 37,7 derajat Celcius selama dua hari.
Angin kencang dan kelembaban yang relatif rendah di Texas membantu menyulut empat kebakaran hutan yang terjadi di panhandle negara bagian tersebut, di mana beberapa kota kecil dievakuasi.
Hanya beberapa jam setelah Chicago dan kota-kota Midwestern lainnya juga menikmati suhu yang memecahkan rekor di kisaran 21,1 hingga 26,6 derajat Celcius, suhu udara kemudian anjlok ke kisaran minus 6 hingga minus 1 derajat Celcius pada Rabu pagi.
"Ini adalah cuaca paling gila yang pernah saya lihat dan saya tinggal di sini seumur hidup saya," kata Kris Jares (44 tahun) yang tingal di Illinois, seperti dikutip Reuters, Jumat (1/3/2024).
Para peramal cuaca mengatakan bahwa sulit untuk mengaitkan pola cuaca yang luar biasa ini dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, namun cuaca ekstrem seperti ini semakin sering terjadi karena pemanasan global. Para ilmuwan mengatakan bahwa pola cuaca musiman El Nino yang menyebabkan air di Samudra Pasifik bagian timur menghangat juga berkontribusi terhadap cuaca yang tidak biasa di seluruh AS.