REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Emisi karbon dari penggunaan energi secara global mencapai rekor tertinggi 37,4 miliar ton tahun lalu. Meski begitu, pertumbuhannya pada tahun itu lebih lambat daripada 2022 berkat meningkatnya penggunaan teknologi energi bersih.
"Emisi CO2 energi global meningkat 1,1 persen pada 2023, meningkat 410 juta ton (Mt) dan mencatat rekor tertinggi 37,4 miliar ton (Gt). Peningkatan ini (lebih rendah jika) dibandingkan dengan penambahan 490 Mt pada 2022 (1,3 persen)," kata Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporan emisi tahunannya pada Jumat (1/3/2024).
Batu bara menyumbang lebih dari 65 persen peningkatan emisi pada 2023, menurut laporan IEA. Diperkirakan, anjloknya penggunaan pembangkit listrik tenaga air secara global akibat kemarau menjadi salah satu faktor penyumbang kenaikan emisi CO2 tahun lalu, sehingga emisi bertambah 170 juta ton.