Kamis 07 Mar 2024 18:20 WIB

Jalan Aspal dengan Campuran Plastik, Apakah Aman?

PT Chandra Asri resmikan jalan beraspal plastik sepanjang 50,2 Km di Kabupaten Garut.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Pekerja melakukan pengaspalan jalan proyek menggunakan limbah plastik (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Pekerja melakukan pengaspalan jalan proyek menggunakan limbah plastik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- PT Chandra Asri Tbk bekerja sama dengan Yayasan Barito dan berbagai pihak berhasil mengimplementasikan 120 kilometer jalan aspal plastik di berbagai wilayah Indonesia. Selain membantu mengatasi masalah sampah plastik, jalan aspal plastik juga dinilai lebih murah dan tahan lama. 

Circular Economy and Partnership Manager Chandra Asri Group, Nicko Setyabudi, mengatakan bahwa campuran plastik dengan proporsi 4 sampai 6 persen dapat meningkatkan stabilitas jalan hingga 40 persen dibandingkan dengan aspal konvensional. 

Baca Juga

"Jadi memang sudah ada studinya dari Balai Pusat Jalan dan KemenPUPR kalau jalan aspal plastik itu lebih tahan lama dibandingkan dengan aspal konvensional. Karena itu menurut kami, hal ini menguntungkan secara ekonomi dan juga lingkungan," kata Nicko dalam acara peresmian 50 kilometer jalan aspal plastik di Kabupaten Garut, Kamis (7/3/2024). 

Nicko menjelaskan bahwa PT Chandra Asri Tbk menggaet Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) dan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) sebagai mitra dalam menyediakan material sampah plastik. Keduanya berperan dalam menyediakan cacahan plastik low-value seperti kantong kresek, yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 

Proses pengolahan sampah plastik ini melibatkan beberapa tahap, yaitu penyaringan, pencacahan, dan pengeringan. Setelah mempersiapkan cacahan plastik, langkah selanjutnya adalah pencampuran aspal dan plastik yang dilakukan melalui proses pencampuran kering (dry mixing). Tahapan ini diawali dengan memanaskan agregat atau batuan pada suhu sekitar 160 derajat Celsius, kemudian cacahan plastik dimasukkan terlebih dahulu ke dalam campuran. 

"Tujuannya adalah agar plastik dapat melapisi agregat yang panas. Setelah tahap tersebut, baru dicampurkan aspal dan bahan lainnya untuk menciptakan campuran yang siap untuk digunakan dalam konstruksi jalan," jelas Nicko.

Selain itu, aspal plastik juga memiliki sejumlah keunggulan lainnya seperti ketahanan terhadap air, pelepasan butir, beban berat (stabilitas marshall), dan ketahanan terhadap deformasi serta retak yang lebih baik dari aspal biasa. Kelebihan-kelebihan ini menjadikan aspal plastik unggul dalam aspek pemeliharaan jalan karena memerlukan perawatan yang lebih minimal.

Dalam perjalanan menggelar aspal plastik diberbagai wilayah, lanjut Nicko, Chandra Asri Group menemui tantangan dalam penyediaan bahan baku cacahan sampah plastik. Kondisi persampahan Indonesia yang masih tercampur antara plastik dengan sampah lainnya menjadi sebab proses pengelolaan sampah plastik yang sangat panjang sehingga diperlukan biaya pengelolaan sampah yang besar.

Untuk mengatasi tantangan penyediaan bahan baku, Perusahaan menghadirkan solusi untuk memaksimalkan adopsi aplikasi aspal plastik di Indonesia. Di 2022, Chandra Asri Group kemudian mengeluarkan cacahan plastik hasil olahannya sendiri bernama CIRCLO. Produk ini adalah plastik jenis HDPE dengan ukuran partikel berkisar antara 4 hingga 9 milimeter (mm), ketebalan partikel sekitar 0,07 mm, dan kadar air di bawah 5 persen. 

"Keberadaan merek ini menjadi langkah pertama dalam proses komersialisasi cacahan plastik agar dapat diakses lebih luas dan digunakan sebagai campuran dalam pembuatan aspal," kata dia. 

Sampai akhir tahun 2023, Chandra Asri Group berhasil menggelar aspal plastik sepanjang 120,8 kilometer, melampaui target awal yang semula dicanangkan sebesar 100 kilometer. Dengan total capaian jalan, implementasi aspal plastik ini terkelola 1.086 ton sampah plastik bernilai rendah seperti kantong kresek dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Total gelaran aspal dengan campuran sampah plastik tersebut merupakan akumulasi pengaspalan sejak Juli 2018 sampai Desember 2023 diberbagai wilayah termasuk Kabupaten Garut, Kota Cilegon, Kudus, Tangerang, dan lainnya. 

"Kami berharap ini bisa menjadi percontohan bagi banyak pihak untuk kemudian bisa juga menggunakan campuran plastik dalam pembuatan jalan aspal," kata Nicko. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement