Selasa 18 Jun 2024 16:30 WIB

Penelitian Ungkap Rotasi Bumi Melambat

Rotasi bumi mempengaruhi cuaca, gelombang laut, dan kondisi alam lainnya.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Bumi (ilustrasi)
Foto: mgIT03
Bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Penelitian dari  University of Southern California (USC) pada awal Juni menemukan rotasi bumi mengalami perlambatan. Rotasi bumi merupakan aspek penting bagi semua kehidupan di planet ini.

Rotasi bumi mempengaruhi cuaca, gelombang laut, dinamika geologis dan kondisi alam lainnya. Pergerakan rotasi bumi yang paling terasa dan dikenal adalah menentukan durasi, lamanya malam dan cahaya matahari.

Baca Juga

Penelitian USC memastikan rotasi bumi mengalami perlambatan karena inti dalam bumi tampak "terbalik dan mundur." Bukti fenomena ini terungkap dimulai sejak tahun 2010.

Dikutip dari Nature World News, Selasa (18/6/2024) berdasarkan data ilmiah yang belum pernah ada sebelumnya, perlambatan gerak inti dalam bumi berpotensi berdampak pada pola cuaca dan geologi bumi sehingga mempengaruhi kehidupan flora dan fauna di seluruh biosfer.

Walaupun belum diketahui kapan hal ini akan terus berlanjut, penelitian terbaru mengatakan perubahan pergerakan inti luar bumi disebabkan lebih lambatnya kecepatan inti dalam dibandingkan permukaan bumi. Setelah perdebatan di kalangan komunitas ilmiah mengenai pergerakan inti dalam Bumi, bukti baru menjelaskan perdebatan tersebut. Dalam siaran pers pada 12 Juni lalu para ilmuwan USC mengumumkan rotasi Bumi melambat setelah mereka menemukan inti bagian dalam planet ini berbalik arah dan mundur.

Pengumuman tersebut menyatakan ada "bukti yang jelas" kecepatan rotasi bumi mulai menurun sekitar tahun 2010. Profesor ilmu bumi USC John Vidale menemukan seismogram yang mengisyaratkan adanya perubahan pada rotasi dan inti dalam bumi.

Penemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini semakin terkonfirmasi setelah para peneliti mendeteksi dua lusin pengamatan tambahan yang mengindikasikan penemuan yang tak terduga. Vidale mengatakan "hasilnya tidak dapat dihindari" dan mengonfirmasi untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir pergerakan inti bumi melambat. Temuan mengenai kemunduran dan pembalikan arah inti dalam bumi dirilis di jurnal Nature pada 12 Juni lalu.

Berdasarkan data seismik, perubahan inti dalam bumi disebabkan gelombang seismik. Sebelum sampai pada kesimpulan mereka, peneliti mengumpulkan 143 pasang gempa bumi berulang yang terjadi antara 1991 sampai 2023 di Kepulauan South Sandwich.

Bukti ilmiah di masa lalu menunjukkan perubahan rotasi bumi berdampak pada pola cuaca dan geologis. Kemungkinan terhentinya atau melambatnya kecepatan inti bumi dapat mengganggu ritme sirkadian atau jam internal alami tubuh manusia selama 24 jam.

Malam atau siang dapat menjadi lebih lama, mengubah ketepatan waktu konvensional 24 jam. Selain itu, menurut ilmuwan, fenomena ini juga dapat mempengaruhi gelombang seismik planet yang berpotensi menyebabkan gempa bumi besar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement