REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Jumlah korban jiwa akibat banjir bandang di Australia bertambah menjadi empat orang. Pihak berwenang menemukan jenazah seorang pria di dalam mobil yang terjebak banjir.
Hujan deras yang turun tanpa henti juga memutus akses banyak kota, menyapu hewan ternak, dan menghancurkan rumah-rumah. Polisi mengatakan, korban terbaru ditemukan di dekat Coffs Harbour, sekitar 550 kilometer sebelah utara Sydney.
Polisi melanjutkan operasi pencari orang hilang. Personel badan layanan darurat mengatakan sekitar 50 ribu orang masih terisolasi. Warga yang kembali ke rumahnya diperingatkan untuk tetap waspada.
"Air banjir mengandung kontaminan, mungkin ada kutu, ular, jadi Anda perlu memeriksa risiko-risiko tersebut. Listrik juga dapat menimbulkan bahaya," kata Wakil Komisioner Layanan Darurat negara bagian Damien Johnston, di konferensi pers, Sabtu (24/5/2025).
Sungai di kota-kota Hunter dan Mid North Coast di Negara Bagian New South Wales meluap. Tayangan yang disiarkan stasiun televisi menunjukkan banjir menenggelamkan mobil-mobil dan tanda jalan.
Puing dari banjir dan bangkai hewan ternak tersapu hingga pantai. Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan, ia membatalkan rencana untuk berkunjung ke Taree, salah satu kota terdampak banjir.
"Kami mencoba, tapi situasinya tidak memungkinkan, saya yakin masyarakat akan mengerti," kata Albanese di Maitland, Hunter.
Albanese kembali menyampaikan duka cita bagi para korban banjir. "Dan pada dasarnya kami di sini menegaskan dengan lantang, Anda tidak sendirian," katanya.
Pakar mengatakan, perubahan iklim yang dipicu aktivitas manusia meningkatkan intensitas dan frekuensi cuaca ekstrem di Australia. Selain kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan, Australia juga kerap dilanda banjir.
"Hujan deras yang sebelumnya jarang terjadi, sekarang menjadi normal, perubahan iklim menulis ulang pola cuaca Australia, satu banjir dalam satu waktu," kata peneliti cuaca ClimaMeter, Davide Faranda dalam pernyataannya.
Dalam perkembangan terbarunya, biro cuaca Australia mengatakan curah hujan setara empat bulan dalam tiga hari bergerak ke Sydney pada Pada Kamis (22/5/2025) malam.
Jalur kereta juga terdampak banjir. Sejumlah rel termasuk jalur menuju bandara di Sydney tergenang air banjir. Sementara bandara Sydney juga harus menutup dua dari landasan pacunya selama satu jam pada Jumat (23/5/2025) kemarin, hingga mengakibatkan keterlambatan penerbangan.
Pemerintah mengatakan kapasitas Bendungan Warragamba yang memasok 80 persen air ke Sydney sudah mencapai 90 persen. Pihak berwenang menambahkan, air bendungan itu dapat tumpah.