REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penelitian terbaru menemukan gajah-gajah Afrika memanggil satu sama lain dan saling merespons dengan nama individu. Sesuatu yang hanya dilakukan beberapa fauna liar.
Nama-nama tersebut bagian dari suara gemuruh rendah para gajah yang dapat mereka dengar dari kejauhan dari seluruh savana. Ilmuwan yakin hewan yang memiliki struktur sosial yang kompleks dan kelompok-kelompok keluarga terpisah dan melakukan reuni lebih mungkin memiliki dan menggunakan nama.
"Bila anda melihat keluarga besar, Anda dapat mengatakan 'Hai Virginia, ke sini!" kata ekologis Duke University Stuart Pimm yang tidak terlibat dalam penelitian ini, pada Senin (10/6/2024) pekan lalu, dikutip dari AP.
Sangat jarang hewan liar memanggil satu sama lain dengan nama. Manusia memiliki nama dan hewan peliharaan seperti anjing biasanya mendapatkan nama.
Bayi lumba membuat nama mereka sendiri, menyerukannya lewat suara siul nyaring yang unik dan burung beo juga memiliki nama.
Masing-masing spesies yang memiliki nama ini juga memiliki kemampuan untuk belajar mengucapkan suara-suara baru yang unik sepanjang hidup mereka. Bakat langka yang juga ternyata dimiliki gajah.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Ecology and Evolution para biolog menggunakan machine learning atau pemelajaran mesin untuk mendeteksi penggunaan nama dalam perpustakaan suara vokalisasi gajah savana yang direkam di Cagar Alam Samburu dan Taman Nasional Amboseli di Kenya.
Para peneliti mengikuti gajah-gajah itu dengan mobil jeep untuk mengobservasi siapa yang memanggil dan siapa yang merespon. Contohnya bila ibu gajah memanggil anaknya atau pemimpin kelompok memanggil anggotanya.
Dengan hanya menganalisis data audio, model komputer memprediksi gajah mana yang sedang disapa 28 persen dari waktu yang tersedia, kemungkinan besar karena namanya dipanggil. Ketika diberikan data yang tidak berarti, model hanya melabeli 8 persen panggilan secara akurat.
"Sama seperti manusia, gajah menggunakan nama, tetapi mungkin tidak menggunakan nama dalam sebagian besar ujaran, jadi kami tidak mengharapkan 100 persen," kata penulis studi dan ahli biologi Cornell University Mickey Pardo.
Suara gajah termasuk suara yang berada di bawah jangkauan pendengaran manusia. Para ilmuwan masih belum mengetahui bagian mana dari vokalisasi tersebut yang merupakan nama.
Para peneliti menguji hasil penelitian mereka dengan memperdengarkan rekaman pada gajah-gajah tertentu, yang merespons dengan lebih bersemangat, mengepakkan telinga dan mengangkat belalai, terhadap rekaman yang berisi nama mereka. Kadang-kadang gajah sama sekali tidak menghiraukan suara yang ditujukan kepada gajah lain.
"Gajah sangat sosial, selalu berbicara dan menyentuh satu sama lain, penamaan ini mungkin adalah salah satu hal yang mendukung kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan individu," kata salah satu penulis dan ahli ekologi Colorado State University , George Wittemyer, yang juga merupakan penasihat ilmiah untuk organisasi nirlaba Save the Elephants.
"Kami baru saja membuka sedikit pintu menuju pikiran gajah," tambahnya.