Selasa 02 Jul 2024 12:06 WIB

Berkat Energi Terbarukan, Eropa Menjelma Jadi Kawasan Paling Hijau di Dunia

Sebanyak 74 persen bauran energi Uni Eropa berasal dari sumber bebas emisi.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Energi terbarukan (ilustrasi)
Foto: VOA
Energi terbarukan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Data asosiasi industri listrik Eropa Eurelectric menunjukkan sepanjang tahun 2024, sebanyak tiga perempat listrik Uni Eropa dihasilkan dari sumber bebas emisi CO2. Hal ini membuat bauran energi blok itu yang paling hijau sejauh ini.

Eurelectric mengatakan pada Januari sampai Juni, sebanyak 74 persen bauran energi Uni Eropa berasal dari sumber bebas emisi. Sebanyak 50 persen di antaranya dari sumber energi terbarukan seperti energi surya dan angin. "Pembangkit listrik Eropa tidak pernah memiliki profil rendah karbon seperti ini," kata Sekretaris Jenderal Eurelectric Kristian Ruby.

Baca Juga

Di periode yang sama, sekitar sembilan persen bauran energi Uni Eropa berasal dari batu bara dan 13 persen dari gas. Salah satu pendorong utama perubahan bauran energi Eropa adalah akselerasi pembangunan kapasitas energi terbarukan.

Pada 2023, Uni Eropa membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 56 gigawatt, PLTS dengan kapasitas tertinggi sampai saat ini dan pembangkit listrik tenaga angin berkapasitas 16 gigawatt.

Namun permintaan listrik Eropa juga menurun sehingga mempermudah sumber daya terbarukan memperbanyak cakupannya pada bauran energi secara keseluruhan. Permintaan listrik Uni Eropa pada paruh pertama tahun ini turun 5,8 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021.

Harga energi Eropa melonjak tajam pada tahun 2022 setelah Rusia memangkas pasokan gas ke Eropa. Hal ini mengakibatkan krisis energi yang memaksa industri dan konsumen mengurangi pemakaian energi untuk menekan tagihan, produksi beberapa industri belum pulih ke tingkat sebelum krisis sehingga menekan konsumsi energi mereka.

Sumber daya energi terbarukan akan membantu Eropa memenuhi target-target iklimnya dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil. Tapi, terdapat tanda-tanda pembangkit listrik Eropa yang sudah tua kesulitan untuk menanggapi perubahan bauran energi.

Bulan lalu, operator pembangkit listrik Belgia, Elia, memperingatkan lonjakan kapasitas PLTS di Belgia akan mengakibatkan energi murah surplus pada musim panas ini. Kondisi ini akan menyulitkan mereka menyeimbangkan pembangkit listrik.

Ruby mendesak pembuat kebijakan berinvestasi untuk memperbarui pembangkit listrik yang sudah tua agar dapat mengelola kapasitas energi terbarukan yang semakin tinggi. Termasuk dengan menambah ruang penyimpanan kapasitas untuk menyerap energi murah sehingga tidak terbuang.

"Kebutuhan kami untuk membangun jaringan fisik cukup mendesak," katanya. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement