Senin 03 Nov 2025 17:57 WIB

Perkuat Komitmen ESG, Ini Sederet Langkah ''Hijau'' yang Dilakukan BSI

BSI siap mengambil peran lebih besar dengan mendorong pembiayaan berkelanjutan.

Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menyampaikan paparan kinerja Triwulan III/2025 BSI di Kantor Pusat BSI, Jakarta ,Rabu (29/10/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menyampaikan paparan kinerja Triwulan III/2025 BSI di Kantor Pusat BSI, Jakarta ,Rabu (29/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat penyaluran pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp 73,6 triliun hingga akhir kuartal III 2025. Nilai tersebut berkontribusi sekitar 24,33 persen dari total pembiayaan secara keseluruhan. Total pembiayaan BSI pada periode yang sama tercatat menembus Rp 300,85 triliun, atau meningkat 12,65 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menegaskan, akselerasi pembiayaan berkelanjutan sejalan dengan visi perseroan sebagai sharia global bank untuk menyalurkan pembiayaan yang sehat melalui sektor usaha yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

“Pembiayaan hijau bukan hanya tren global, tetapi menjadi tanggung jawab bersama untuk mendorong Indonesia mencapai target Net Zero Emission. BSI siap mengambil peran lebih besar dengan mendorong pembiayaan berkelanjutan yang inklusif dan sehat untuk mendorong ekonomi nasional,” kata Anggoro dalam keterangannya di Jakarta, Senin (3/11/2025).

BSI menyampaikan, bank syariah memiliki keunikan yang tidak hanya tercermin dari sifatnya yang inklusif dan modern, tetapi juga dari komitmen terhadap penerapan maqashid syariah dalam setiap aspek bisnisnya. Komitmen tersebut diwujudkan melalui penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai salah satu pilar utama perusahaan.

Perseroan berkomitmen menyalurkan pembiayaan yang mendukung sektor-sektor berkelanjutan seperti energi terbarukan, pengelolaan limbah, pertanian berkelanjutan, dan pembangunan hijau. Langkah ini tidak hanya memberikan nilai ekonomi, tetapi juga manfaat sosial dan lingkungan.

Anggoro menambahkan, pertumbuhan ekonomi hijau yang solid dibangun dari langkah-langkah kecil dan konsistensi dalam mengembangkan sektor tersebut. Karena itu, BSI memperkuat kolaborasi dengan nasabah, mitra, dan stakeholder melalui tiga aspek utama yakni lingkungan, sosial, dan kebijakan.

Beberapa komitmen nyata yang telah diwujudkan BSI antara lain penerbitan ESG Sukuk Sustainability senilai Rp 8 triliun pada tahun ini, pembangunan lebih dari 10 Desa BSI yang berfokus pada optimalisasi sumber daya alam desa, serta penguatan kapasitas masyarakat melalui pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf).

Program lingkungan lainnya meliputi pembangunan green building BSI Landmark Aceh dan BSI Tower, penanaman lebih dari 50 ribu pohon, penggunaan 141 kendaraan listrik, pembangunan enam unit charging station, serta pemasangan 70 unit mesin reverse vending machine (RVM) untuk botol plastik di Pulau Jawa dan Bali.

Dari sisi spiritual, BSI mengelola tujuh Masjid BSI yang tersebar di Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Jawa Timur, dengan rata-rata kunjungan mencapai satu juta jamaah per tahun.

BSI juga memperluas gerakan ekonomi hijau melalui pendekatan komunitas pecinta lingkungan, termasuk kolaborasi dalam kegiatan olahraga berbasis gaya hidup berkelanjutan. Salah satu bentuknya adalah partisipasi dalam ajang AliRun Cinta Bumi 2025, sebuah fun run bertema lingkungan dengan tagline “Green Step for the Future”.

Kegiatan tersebut bertujuan membangkitkan kesadaran, khususnya di kalangan generasi muda, mengenai pentingnya menerapkan gaya hidup sehat sekaligus berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement