Jumat 05 Jul 2024 20:57 WIB

Bangun Ekosistem Halal dan Inisiatif ESG, BSI Jadi Rujukan Perbankan Malaysia

Inisiatif ESG berhasil membawa BSI untuk mendapatkan pangsa pasar baru.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Satria K Yudha
Pengunjung sedang memasukkan botol ke mesin RVM (reverse vending machine) pengolah botol plastik di BSI International Expo 2024.
Foto: BSI
Pengunjung sedang memasukkan botol ke mesin RVM (reverse vending machine) pengolah botol plastik di BSI International Expo 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menjadi rujukan bagi negara-negara lain, termasuk Malaysia. Hal ini dibuktikan dengan kunjungan yang dilakukan oleh Association of Development Finance Institutions of Malaysia (ADFIM) ke BSI untuk mengeksplorasi ekosistem pembiayaan pembangunan dan pengembangan wirausaha.

Direktur Kepatuhan dan SDM BSI Tribuana Tunggadewi mengatakan, program kunjungan bertajuk “Study Visit to Indonesia” tersebut membawa sebanyak 20-25 delegasi yang terdiri dari manajemen senior perwakilan institusi anggota ADFIM. Kedatangan mereka bertujuan untuk mempelajari sepak terjang BSI yang berhasil membangun ekosistem industri halal dan mengembangkan bank syariah nasional yang besar dan kuat. 

“Latar belakang Indonesia dan Malaysia sebagai negara dengan populasi Muslim yang besar memberikan peluang besar untuk kerja sama lebih erat antara Malaysia dan Indonesia di bidang keuangan syariah. Salah satunya, lewat sharing dan diskusi seperti forum ini,” ujar Dewi, Jumat (5/7/2024).

Agenda kunjungan ini mencakup berbagai aspek penting strategi BSI, termasuk ekosistem dukungan dari institusi keuangan dan pemangku kepentingan lainnya di Indonesia, inisiatif BSI dalam bidang environmental, social, and governance (ESG), serta tinjauan strategis dan prospek ekonomi. 

Dewi mengatakan bahwa BSI fokus pada keberlanjutan dengan membangun kerangka kerja yang terdiri dari tiga pilar. Pertama, perbankan berkelanjutan melalui insiatif produk baru. Kedua, operasi berkelanjutan dengan mengutamakan aspek green untuk mengurangi jejak karbon. Pilar ketiga, beyond banking yaitu melalui pemberdayaan masyarakat.

Inisiatif ESG berhasil membawa BSI untuk mendapatkan pangsa pasar baru dan membawa keuntungan besar bagi perusahaan. Salah satunya lewat penerbitan Sustanability Sukuk. 

“ESG merupakan agenda global yang hangat, sehingga para investor sangat tertarik terhadap instrumen berkelanjutan. Hal ini kemudian membawa kami berhasil meraih antusiasme tinggi dari pasar. Pemesanan Sukuk Sustanibility kami oversubscribed mencapai 300 persen atau sekitar Rp9 triliun,” jelas Dewi.

Dengan komitmen yang kuat terhadap ESG, BSI berupaya untuk terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan. Tidak hanya itu, BSI juga diharapkan dapat terus memperluas jaringan dan memperkuat ekosistem perbankan syariah, menjadikannya tolok ukur bagi negara lain, termasuk Malaysia, dalam mengembangkan industri keuangan syariah yang berkelanjutan dan inklusif.

Chairman ADFIM Izwan Zainudin mengatakan bahwa kunjungan ini diharapkan dapat membuka peluang kolaborasi antara Malaysia dan Indonesia dalam mengembangkan perbankan syariah dan meningkatkan literasi serta inklusi keuangan di kedua negara. 

"Perbankan syariah memiliki potensi besar untuk memajukan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Kami berharap kunjungan ini dapat mempererat hubungan dan membuka jalan bagi kerjasama yang lebih erat antara kedua negara," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement