REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperbarui buku The State of Indonesia's Forest (SOIFO). Melalui SOIFO 2024, Indonesia memperbarui data dan informasi terkini mengenai kondisi hutan Indonesia.
Dalam pernyataan yang dirilis akhir pekan lalu, KLHK menyatakan tema SOIFO tahun ini adalah ‘Towards Sustainability of Forest Ecosystems in Indonesia." Dengan tema ini, SOIFO mengungkapkan upaya Indonesia dalam melestarikan ekosistem hutannya, mulai dari pembibitan, penanaman, hingga pemanfaatan secara lestari dan berkesinambungan.
"Buku ini tidak hanya menyajikan data dan informasi terkini mengenai kondisi hutan Indonesia, tetapi juga memberikan analisis mendalam tentang tantangan dan peluang dalam pengelolaan hutan di masa depan," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.
Buku ini juga memaparkan inovasi-inovasi KLHK dalam mengelola hutan, seperti pelaporan real time hotspot, monitoring hutan (SIMONTANA), penyederhanaan perizinan, dan lain-lain, "Semua demi terwujudnya kawasan hutan yang lestari. Tidak lupa kami juga mendorong pelibatan generasi muda berperan aktif dalam berbagai kegiatan kepemudaan yang berorientasi pada pengelolaan hutan," kata Siti.
Kepala Perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO) Indonesia Rajendra Aryal mengapresiasi SOIFO yang disusun Indonesia. Menurutnya, SOIFO yang pertama kali diterbitkan pada 2018 dan terus diperbarui pada 2020, 2022, dan 2024 merupakan bentuk laporan publikasi kehutanan yang unik.
FAO juga berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan Indonesia khususnya KLHK di sektor kehutanan dan pangan.
"Indonesia selalu terdepan dan selalu on the track dalam banyak aspek, juga di bidang kehutanan dan pangan," kata Rajendral.
Di peluncuran SOIFO 2024 itu Siti juga mengapresiasi seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini.